Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Kinerja Industri Manufaktur Terganggu Urusan Koordinasi Antarinstansi
- KAI Tutup Posko Angkutan Lebaran, Penumpang KA Naik 18 Persen
- 100.000 Pendukung Prabowo-Gibran Gelar Aksi Damai di MK, Jumat Besok
- Didampingi Ibu Wury, Wapres Gelar Halal Bihalal Bareng Pegawai Dan Media
- Bobby Tetap Mau Daftar Jadi Bacagubnya PDIP
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Tingkat Kematian Masih Tinggi
Masyarakat Tak Usah Keluyuran Dulu Deh...
Rabu, 10 Maret 2021 05:34 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengungkapkan, tingginya angka kematian akibat virus Corona masih menjadi tantangan terbesar dalam penanganan pandemi ini.
Hingga saat ini, angka kematian Indonesia masih di atas angka global, yakni 0,48 persen. Meski semakin turun seiring peningkatan kesembuhan.
Saat kasus pertama, angka kematian Indonesia mencapai sekitar sembilan persen. Beberapa provinsi menjadi penyumbang angka kematian tertinggi, yakni Jawa Timur, Jawa Tengah dan DKI Jakarta.
Baca juga : Airlangga Pede Permintaan Properti Bakal Tancap Gas
“Kalau kumulatif angkanya secara total per tahun peringkat pertamanya adalah Jawa Timur,” ujar Doni dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2021 di Jakarta, kemarin.
Dia menyebutkan, selama setahun pandemi, virus ini menyebabkan kematian bagi mereka yang punya komorbid atau penyakit bawaan, seperti ginjal, jantung, diabetes dan beberapa penyakit lain.
Terbanyak, berdasarkan penjelasan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, 92 persen yang meninggal memiliki komorbid diabetes.
Baca juga : Sudahi Saling Sikut, Sekarang Waktunya Saling Menguatkan
“Kalau setiap orang tahu risikonya kita bisa melindungi lebih banyak mereka yang kelompok rentan,” jelas Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tersebut.
Menurut Doni, dari tingginya angka kematian, masyarakat seharusnya bisa belajar melakukan pembatasan aktivitas atau mengurangi mobilisasi untuk mencegah penularan Corona.
Setiap libur panjang usai, mulai dari Idul Fitri, 17 Agustus, sampai libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), jumlah kasus selalu melonjak. Puncaknya, kasus aktif mencapai 176 ribu. “Itu puncak kasus aktif dalam satu tahun terakhir,” ungkap Doni.
Baca juga : Libur Isra Mi`raj Dan Nyepi, Dilarang Pergi Ke Luar Kota
Jumlah kasus aktif itu akhirnya berhasil ditekan lewat kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala Mikro.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya