Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Kinerja Industri Manufaktur Terganggu Urusan Koordinasi Antarinstansi
- KAI Tutup Posko Angkutan Lebaran, Penumpang KA Naik 18 Persen
- 100.000 Pendukung Prabowo-Gibran Gelar Aksi Damai di MK, Jumat Besok
- Didampingi Ibu Wury, Wapres Gelar Halal Bihalal Bareng Pegawai Dan Media
- Bobby Tetap Mau Daftar Jadi Bacagubnya PDIP
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Bupati Ipuk: Jangan Sampai, Keterlibatan Perempuan Dalam Terorisme Dianggap Sebagai Kesetaraan Gender
Senin, 5 April 2021 09:16 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menegaskan pentingnya pelibatan kaum perempuan dalam pencegahan penyebaran paham ekstremisme di tengah masyarakat. Menyusul semakin banyaknya kaum perempuan yang terlibat aksi ekstremisme.
"Kita harus benar-benar menuangkan perhatian terkait posisi perempuan dalam ekstremisme, dalam terorisme," ujar Ipuk, dalam forum "Open Mic" bertema "Solidaritas Makassar: Suara Perempuan Indonesia Melawan Ekstremisme Kekerasan" yang digelar secara virtual, Sabtu (3/4).
Baca juga : Moeldoko: Jangan Bawa-bawa Presiden Dalam Persoalan Ini
Ipuk menilai, tren pelibatan perempuan dalam ekstremisme semakin besar.
Dulu, kaum perempuan hanya bertindak pasif dalam tindakan ekstremisme. Atau hanya bersifat dukungan kepada suami, dalam menjalankan tindakan-tindakan ekstrem kekerasan.
Baca juga : Wapres Ingatkan Peran Puskesmas Sebagai Gatekeeper
Tapi kini, mulai ada pergeseran. Kaum ibu menjadi penggalang dana, merekrut kader baru, dan bahkan sudah menjadi pelaku secara langsung.
"Perempuan harus mengambil peran di garda depan tindakan penanggulangan terorisme. Kita takut, itu dipahami sebagai bentuk kesetaraan gender, bahwa perempuan juga bisa diandalkan dalam terorisme," jelas Ipuk.
Baca juga : Isi Seminar Perpustakaan Madrasah, Kepala Perpusnas: Teknologi Hebat Diawali Membaca
Indikasi keterlibatan perempuan dalam kasus terorisme di Indonesia bisa terlihat dari bom gereja di Surabaya (2018), bom di Sibolga (2019), bom di Makassar 28 Maret 2021, dan penyerangan area Mabes Polri 31 Maret 2021.
"Transfer ajaran radikalisme ke anak-anak, juga bisa dimulai dari ibu. Ini harus benar-benar kita perhatikan. Kaum perempuan harus dilibatkan dalam pencegahan dan penanggulangan radikalisme. Perspektif gender, harus masuk dalam kerja-kerja penanggulangan terorisme," kata Bupati Ipuk.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya