Dark/Light Mode

Isi Seminar Perpustakaan Madrasah, Kepala Perpusnas: Teknologi Hebat Diawali Membaca

Kamis, 4 Maret 2021 12:55 WIB
Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando (berdiri). (Foto: Dok. Perpusnas)
Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando (berdiri). (Foto: Dok. Perpusnas)

RM.id  Rakyat Merdeka - Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah Kementerian Agama (Kemenag) mengadakan seminar “Peningkatan Kompetensi Pustakawan dan Laboran”, di Hotel Permata, Bogor Rabu (3/3). Seminar diikuti 30 Pustakawan Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah (MA). Dalam kegiatan ini, Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah menggandeng Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Muhammad Syarif Bando sebagai narasumber.

Dalam paparannya, Syarif Bando mengemukakan, perpustakaan merupakan rumah mahasiswa, pelajar, dan masyarakat untuk melakukan inovasi, untuk bengubah ke arah yang lebih baik. “Perpustakaan merupakan tempat para penulis, peneliti, dan siapa saja untuk membangun peradaban bangsa,” terangnya. 

Baca juga : Generali Terus Inovasi Teknologi Di Aplikasi Gen iClick

Dia kemudian menerangkan perkembangan perpustakaan dan peran pustakawan. Di abad ke-18, baru sebatas menata buku. Kemudian, di abad ke-19 sebatas menderetkan buku berdasar klasifikasi buku. 

Di era saat ini, lanjutnya, hal itu tidak cukup lagi. “Harus apa pustakawan? Transfer knowledge, baca semua buku di perpustakaan, sampaikan ke seluruh masyarakat Indonesia secara digital,” jelasnya.

Baca juga : Tak Mudah, Ini Tantangan Perbankan Terapkan Teknologi Komputasi Awan

Syarif mencontohkan, tidak ada teknologi canggih tercipta setiap waktu, kecuali diawali orang yang berilmu pengetahuan dengan membaca atas bimbingan pustakawan. Selalu ada pustakawan di balik orang hebat di dunia.

Syarif lalu menerangkan mengenai literasi. Menurutnya, literasi adalah kedalaman pengetahuan seseorang terhadap sesuatu subjek ilmu pengetahuan. Literasi diartikan berbeda jika dilihat dari sisi hilir dan sisi hulu.

Baca juga : Perpustakaan Perguruan Tinggi Harus Mampu Mengatrol Literasi Masyarakat

“Sisi hilir diartikan sebagai Indonesia yang mendapatkan penghakiman dunia selama 50 tahun tentang rendahnya budaya baca, rendahnya daya saing global, rendahnya indeks pembangunan manusia, rendahnya inovasi dan lain sebagainya. Dilihat dari sisi hulu, apa yang dilakukan oleh pemangku kepentingan untuk menyebarkan informasi kepada masyarakat,” tambahnya.

Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah Muhammad Zain mengapresiasi gerakan Perpusnas sehingga selalu dirindukan oleh masyarakat. “Harapan saya, mudah-mudahan sesuai judul, gagasan perpustakaan madrasah interkoneksi bisa dibukukan dan bisa menjadi pedoman di Kementerian Agama. Dan cepat mengakselerasi kegiatan-kegiatan dan program-program di Kementerian Agama,” ucapnya. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.