Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS

RM.id Rakyat Merdeka - Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berskala Mikro mampu menurunkan rata-rata kasus aktif penularan virus Corona. Tapi, hoaks terus meningkat.
Perwakilan Development Specialist United Nations Children’s Fund (Unicef) Rizky Ika Syafitri mengatakan, sebetulnya vaksinasi bukan hal asing di Indonesia.
Kerja sama dunia internasional dengan Indonesia, khususnya Kementerian Kesehatan (Kemenkes), sudah berlangsung lama.
Berita Terkait : Vaksinasi Tak Batalkan Puasa, Kecuali Sambil Gigit Odading...
Tapi vaksinasi Covid-19 diakuinya memiliki tantangan yang lebih tinggi. “Penyebabnya karena kabar tidak benar seperti hoaks yang makin gencar,” ujar Rizky dalam diskusi virtual, kemarin.
Menurut dia, hoaks menyebabkan turunnya minat masyarakat untuk divaksin. Padahal, semua penduduk punya hak yang sama untuk mendapatkan vaksin yang aman dan efektif.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) sudah melakukan penanganan sebaran isu hoaks Covid-19 periode 23 Januari 2020 sampai 6 April 2021 sebanyak 1.513 isu.
Berita Terkait : Airlangga Ingatkan Lagi Perusahaan Swasta Bayar THR
Dari 1.513 isu hoaks tersebut, ada 2.987 penyebaran. Total sebaran yang sudah di-take down Kemenkominfo ada 2.600 kasus.
Facebook, menjadi media sosial terbanyak yang menyiarkan hoaks tentang Covid-19 dengan total 2.411 kasus. Yang berhasil di-take down ada 2.097. Hingga saat ini ada 314 yang masih ditindaklanjuti.
Setelah itu, sebaran tertinggi ada di Twitter dengan jumlah 503 isu hoaks. Sebanyak 438 sudah diturunkan. Sementara 65 sisanya masih ditindaklanjuti.
Berita Terkait : ASN Yang Nekat Terancam Dipecat
Kemudian ada Instagram yang menyebarkan 24 isu hoaks. Yang sudah berhasil di-take down sebanyak 20 kasus dan yang masih ditindaklanjuti 4 kasus.
Selanjutnya
Tags :
Berita Lainnya