Dark/Light Mode

Masyarakat Harus Selalu Waspada

Menkes Pastikan Vaksin Yang Digunakan Efektif Lawan Mutasi Covid-19

Rabu, 7 April 2021 07:21 WIB
Pernyataan pers bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (Kanan), Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy (Kiri), dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (Tengah), di Kantor Presiden, Jakarta, pada Senin, 5 April 2021. (Foto : Tangkapan layar youtube Sekretariat Presiden).
Pernyataan pers bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (Kanan), Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy (Kiri), dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (Tengah), di Kantor Presiden, Jakarta, pada Senin, 5 April 2021. (Foto : Tangkapan layar youtube Sekretariat Presiden).

RM.id  Rakyat Merdeka - Pandemi Covid-19 masih belum selesai. Meski kasus positif sudah menurun, masyarakat diminta tidak lengah. Dia mengingatkan, sejumlah negara tengah dihantam gelombang ke-3 Covid-19. Virusnya pun sudah bermutasi menjadi lebih menular.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengingatkan, pada Januari lalu, angka penularan Corona di Indonesia sempat naik, sampai akhirnya pemerintah harus menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM.

Kebijakan itu dianggap berhasil menurunkan kasus positif Covid-19 di Tanah Air.

“Tapi harus tetap was­pada, sebab sekarang be­berapa negara menghadapi Gelombang 3 Covid-19 dengan varian yang lebih cepat menular,” ujar Sri Mulyani dalam webinar, kemarin.

Berdasarkan kabar internasional, Sri Mulyani mengatakan, beberapa negara, misalnya Prancis dan Italia, saat ini telah kembali melakukan lock­down. Kebijakan itu ber­imbas kepada kondisi sosial dan ekonomi di masing-masing negara tersebut.

Baca juga : Tetap Tenang, Itu Lebih Baik Gampang Parno, Tak Baik

Selain di Eropa, lonjakan penularan Covid-18 juga terjadi di India. Ini yang akhirnya membuat negara itu melakukan embargo vaksin. Mereka mengambil keputusan suplai vaksin seluruhnya disetop untuk digunakan di dalam negeri. “Walaupun itu belum berhasil menurunkan kasus­nya,” imbuhnya.

Kenaikan angka penu­laran juga dialami negara dekat Indonesia, yaitu Filipina. Karena itu, Sri Mulyani mengingatkan bahwa Covid-19 adalah penyakit yang mudah menular dan menyebabkan dampak luar biasa dari sisi sosial dan ekonomi.

Saat ini, sudah lebih dari 131 juta jiwa yang tertu­lar penyakit ini di seluruh dunia. Ada pun jumlah kematian sudah mencapai 2,86 juta jiwa. Di Indonesia, sedikitnya 1,35 juta orang telah terkena Covid-19 dan 41.800 orang meninggal karena pandemi ini.

“Ini menjadi alarm ke­waspadaan bagi kita se­mua. Karena itu, tahun ini, kita akan tetap akan mem­buat kebijakan pemulihan ekonomi dan penanganan Covid-19 yang sangat be­sar,” bebernya.

Sebelumnya, pemerintah telah menaikkan dana Pemulihan Ekonomi Nasional atau PEN tahun ini menjadi Rp 699,43 triliun. Angka itu meningkat 21 persen dari realisasi sementara 2020 yang sebesar Rp 579,78 triliun.

Baca juga : Pemerintah Kebut Vaksinasi Covid-19 Bagi Nakes Dan Lansia

Anggaran kesehatan da­lam PEN tahun ini menca­pai Rp 176,3 triliun. Angka ini naik signifikan dari realisasi tahun lalu yang hanya Rp 63,5 triliun.

Anggaran untuk perlindungan sosial menjadi Rp 157,4 triliun. Angka ini turun dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp 220,39 triliun.

Anggaran perlindungan sosial tersebut, termasuk untuk program bantuan sosial tunai, Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Prakerja, BLT Dana Desa, diskon listrik hingga iuran jaminan kehilangan pekerjaan.

Pemerintah juga menyiapkan Rp 186,8 triliun untuk dukungan UMKM dan pembiayaan korporasi. Angka itu naik dari tahun lalu yang terealisasi Rp 173,17 triliun.

Sedangkan anggaran pro­gram prioritas dianggarkan Rp 125,1 triliun atau naik dari realisasi tahun lalu yang Rp 66,5 triliun. Juga insentif usaha dalam PEN dianggarkan Rp 53,86 triliun, turun dari tahun lalu yang Rp 56,12 triliun.

Baca juga : Tidak Semua KIPI Disebabkan Vaksin

Terpisah, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengklaim, vaksin yang digunakan di Indonesia saat ini masih efektif melawan berbagai mutasi Covid-19.

Budi Gunadi menyebut, sejauh ini World Health Organization (WHO) baru menentukan tiga mutasi virus yang dianggap lebih berbahaya, yakni B117 asal Inggris, B1351 dari Afrika Selatan dan P1 asal Brazil.

“Data yang kita terima sampai sekarang masih bisa, beberapa vaksin efikasinya akan menurun tapi masih bisa memberikan proteksi,” ujar Budi Gunadi dalam Forum Indonesia Bangkit, kemarin. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.