Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Covid-19 Belum Kelar

Disiplin Prokes Warga Ibu Kota Kok Kendor Nih

Sabtu, 17 April 2021 08:16 WIB
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Sonny B. Harmadi dalam Dialog Produktif bertema Protokol Kesehatan Bulan Ramadan yang diselenggarakan KPCPEN dan ditayangkan di FMB9ID_IKP, Jumat (16/4). (Foto : Tangakapan layar Youtube FMB9ID_IKP).
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Sonny B. Harmadi dalam Dialog Produktif bertema Protokol Kesehatan Bulan Ramadan yang diselenggarakan KPCPEN dan ditayangkan di FMB9ID_IKP, Jumat (16/4). (Foto : Tangakapan layar Youtube FMB9ID_IKP).

RM.id  Rakyat Merdeka - Penurunan kasus Covid-19 di Jakarta, diikuti penurunan disiplin mener­apkan protokol kesehatan warganya. Padahal, virus Corona masih ada.

Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Sonny B. Harmadi mengungkapkan, pe­kan sebelumnya, tingkat kepatuhan warga DKI ter­hadap protokol kesehatan mencapai 85 persen. Namun pekan ini, menurun menjadi 80-81 persen. “Ada penu­runan sedikit,” ujarnya, di Jakarta, kemarin.

Sonny mengingatkan, meski terjadi penurunan kasus penularan harian Covid-19, tapi itu bukan pertanda virus yang pertama kali terdeteksi di Wuhan, China itu sudah enyah. Ibu Kota yang menjadi salah satu wilayah penyumbang Covid-19 terbesar, mes­tinya bisa meningkatkan disiplin protokol kesehatan untuk menekan virus.

Baca juga : Supaya Indonesia Kembali Pulih, Ayo Dukung Vaksinasi Covid-19...

Selain mengimbau masyarakat, dia juga meminta para petugas untuk menin­daklanjuti penurunan ke­patuhan tersebut. Soalnya, bukan tidak mungkin, tingkat kedisiplinan ini bakal kian merosot. “Kami ingatkan Satgas Daerah, Dinkes, BPBD agar bisa memperhatikan perubahan perilaku di masyarakat,” imbau Sonny.

Dia mengatakan, penu­runan kasus selama ini, merupakan hasil kepatuhan masyarakat menerapkan protokol kesehatan. Jika dilihat secara nasional, dari jumlah tes Covid-19 sudah cukup bagus, dengan capaian 1 persen penduduk dalam 1 minggu.

Selain itu, positivity rate juga turun dari 25-27 pers­en menjadi 11-14 persen. Kasus aktif juga turun. Dari 176 ribu pada Februari lalu, menjadi 108 ribu pada pe­kan ini. Tapi dia mengingat­kan, Indonesia masih dalam pandemi. Apalagi di tengah dunia yang sedang menga­lami gelombang ketiga.

Baca juga : Ayo, Ikuti Aturan Pemerintah Dong...

“Ini menunjukkan, set­elah kinerja membaik dan mengalami puncak gelom­bang baru, tidak ada negara yang mampu mengendali­kan virus ini sepenuhnya. Kita harus hati-hati, jangan sampai kendor dan lengah,” tegas Sonny.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengungkap­kan, dalam dua pekan tera­khir kasus harian di Ibu Kota mulai kembali naik. Dikhawatirkan, angkanya terus bergerak naik, jika masyarakat tidak segera meningkatkan kepatuhan terhadap penerapan pro­tokol kesehatan.

“Kasus harian kita seka­rang naik 200-an per hari, ini khawatir angkanya bergerak terus,” ungkap Widyastuti.

Baca juga : Kepala Daerah Kudu Jadi Teladan Prokes

Dinkes DKI Jakarta berupaya mempertahankan penurunan kasus dengan memastikan testing dan tracing tetap tinggi. Dalam sepekan sudah dilakukan tes lebih dari 68 ribu. Jumlah tes itu, juga mengalami penurunan. “Kita pernah testing sampai 90.000 dan kapasitas laboratorium kita mampu lebih dari 100.000,” bebernya.

Widyastuti berpesan agar warga tetap berhati-hati. Jangan mudah senang dan puas ketika mendapat hasil tes negatif. Hal ini bisa membuat siapa saja lengah dan menjadi tertular, atau malah menularkan. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.