Dark/Light Mode

Kepala Daerah Kudu Jadi Teladan Prokes

Sabtu, 17 April 2021 07:26 WIB
Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Prof Tito Karnavian. (Foto : Dok. kemendagri).
Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Prof Tito Karnavian. (Foto : Dok. kemendagri).

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Prof Tito Karnavian meminta kepala daerah menjadi role model alias con­toh dalam penegakan protokol kesehatan Covid-19. Dengan begitu, masyarakat akan me­niru.

Hal ini disampaikan Tito dalam penutupan Rapat Koordinasi (Rakor) Kepala Daerah Hasil Pilkada Serentak Tahun 2020, Rabu (14/4), dikutip ke­marin. “Saya minta kepemimpinan, kepala daerah menjadi role model, tokoh yang bisa ditiru masyarakat dalam ber­bagai hal, termasuk masalah Covid-19,” imbaunya.

Para kepala daerah, kata mantan Kapolri ini, harus men­jadi suri teladan masyarakat. Mereka tidak boleh mencip­takan kontroversi atau me­langgar peraturan, hingga dicibir masyarakat. Kalau itu yang dilakukan, kepercayaan masyarakat terhadap seorang pimpinan daerah bakal merosot.

Baca juga : Pemprov Yang Belum Bikin Posko Desa, Segeralah Bikin

“Beberapa kasus kita lihat (oknum) kepala daerah, di-bully karena kumpul ramai tanpa masker. Itu ada sanksi bisa mengandung dan mem­bawa masalah hukum,” sesalnya.

Selain itu, kepala daerah juga diminta melakukan pengendalian terhadap laju pandemi Covid-19. Ada sejumlah indika­tor keberhasilan pengendalian Covid-19. Pertama, turunnya angka positif. “Testing-nya meningkat, tetapi memang angkanya (positifnya) yang rendah, karena kasusnya menu­run,” ucap Tito.

Kedua, tingkat kesembuhan yang tinggi yang bisa diwu­judkan melalui treatment dan pencegahan Covid-19.

Baca juga : Satgas Wanti-wanti Daerah Tingkatkan Kualitas Penanganan

Indikator ketiga, adalah angka kematian yang rendah. Tito mengingatkan, untuk mengetahui angka kematian, kepala daerah tidak hanya bisa mengandalkan data dari rumah sakit. Mereka juga bisa memanfaatkan data ke­matian yang dimiliki Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil). “Dukcapil itu memiliki angka kematian. Orang meninggal biasanya buat akta (kematian),” tutur mantan Kapolda Papua itu.

Bila ternyata tidak terjadi lonjakan kematian, baik ber­dasarkan data Dinas Dukcapil maupun rumah sakit, itu berarti menunjukkan angka kematian akibat Covid-19 betul-betul rendah.

Sementara, indikator tera­khir, keempat, adalah tingkat keterian rumah sakit atau Bed Occupancy Rate (BOR).

Baca juga : Jangan Khawatir, Puasa Bikin Imun Kuat Kok...

Tito mengatakan, jika ketersedian ruang ICU rumah sakit atau angka BOR masih di bawah 50 persen, berarti menunjukkan kondisi yang baik. Namun bila angka itu mendekati 100 persen, kondisi itu terbilang buruk. “Karena orang yang sakit tak bisa ter­layani,” seloroh Tito.

Dia pun meminta data penanganan Covid-19 menjadi perhatian pemerintah daerah setiap hari. “Itu menjadi menu tiap hari bagi kepala daerah,” tandasnya. [DIR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.