Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Getaran Gempa M6,5 Garut Terasa Hingga Jakarta, Trending Topics Di X
- Gempa M3,1 Sukabumi Dipicu Sesar Cugenang, Belum Ada Laporan Kerusakan Bangunan
- Gempa Kuat M6,5 Guncang Jabar Dan Sekitarnya, Masyarakat Diminta Tetap Waspada
- Malam Ini, Sukabumi Digoyang Gempa M3,1 Kedalaman 5 Km
- Media Timteng: Erick Bawa Berkah Bagi Sepak Bola Indonesia
RM.id Rakyat Merdeka - Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Prof Tito Karnavian meminta kepala daerah menjadi role model alias contoh dalam penegakan protokol kesehatan Covid-19. Dengan begitu, masyarakat akan meniru.
Hal ini disampaikan Tito dalam penutupan Rapat Koordinasi (Rakor) Kepala Daerah Hasil Pilkada Serentak Tahun 2020, Rabu (14/4), dikutip kemarin. “Saya minta kepemimpinan, kepala daerah menjadi role model, tokoh yang bisa ditiru masyarakat dalam berbagai hal, termasuk masalah Covid-19,” imbaunya.
Para kepala daerah, kata mantan Kapolri ini, harus menjadi suri teladan masyarakat. Mereka tidak boleh menciptakan kontroversi atau melanggar peraturan, hingga dicibir masyarakat. Kalau itu yang dilakukan, kepercayaan masyarakat terhadap seorang pimpinan daerah bakal merosot.
Baca juga : Pemprov Yang Belum Bikin Posko Desa, Segeralah Bikin
“Beberapa kasus kita lihat (oknum) kepala daerah, di-bully karena kumpul ramai tanpa masker. Itu ada sanksi bisa mengandung dan membawa masalah hukum,” sesalnya.
Selain itu, kepala daerah juga diminta melakukan pengendalian terhadap laju pandemi Covid-19. Ada sejumlah indikator keberhasilan pengendalian Covid-19. Pertama, turunnya angka positif. “Testing-nya meningkat, tetapi memang angkanya (positifnya) yang rendah, karena kasusnya menurun,” ucap Tito.
Kedua, tingkat kesembuhan yang tinggi yang bisa diwujudkan melalui treatment dan pencegahan Covid-19.
Baca juga : Satgas Wanti-wanti Daerah Tingkatkan Kualitas Penanganan
Indikator ketiga, adalah angka kematian yang rendah. Tito mengingatkan, untuk mengetahui angka kematian, kepala daerah tidak hanya bisa mengandalkan data dari rumah sakit. Mereka juga bisa memanfaatkan data kematian yang dimiliki Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil). “Dukcapil itu memiliki angka kematian. Orang meninggal biasanya buat akta (kematian),” tutur mantan Kapolda Papua itu.
Bila ternyata tidak terjadi lonjakan kematian, baik berdasarkan data Dinas Dukcapil maupun rumah sakit, itu berarti menunjukkan angka kematian akibat Covid-19 betul-betul rendah.
Sementara, indikator terakhir, keempat, adalah tingkat keterian rumah sakit atau Bed Occupancy Rate (BOR).
Baca juga : Jangan Khawatir, Puasa Bikin Imun Kuat Kok...
Tito mengatakan, jika ketersedian ruang ICU rumah sakit atau angka BOR masih di bawah 50 persen, berarti menunjukkan kondisi yang baik. Namun bila angka itu mendekati 100 persen, kondisi itu terbilang buruk. “Karena orang yang sakit tak bisa terlayani,” seloroh Tito.
Dia pun meminta data penanganan Covid-19 menjadi perhatian pemerintah daerah setiap hari. “Itu menjadi menu tiap hari bagi kepala daerah,” tandasnya. [DIR]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya