Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS

RM.id Rakyat Merdeka - Dunia belum memiliki prediksi akurat, kapan pandemi Covid-19 akan berakhir. Meski begitu, pemerintah telah melakukan berbagai upaya. Bukan hanya untuk menangani pandemi agar segera berakhir, tetapi juga mempersiapkan negara dalam menghadapi masa setelah pandemi.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Prof Muhadjir Effendy mengatakan, sejak tahun lalu sudah mengalokasikan sebagian dari total 20 persen anggaran pendidikan untuk penanganan Covid-19. Dana itu, dimasukkan ke dalam dana abadi pendidikan.
“Mudah-mudahan ke depan, dana abadi pendidikan ini bisa digunakan betul ketika Covid-19 sudah selesai. Kita bisa tancap gas untuk membangun SDM (Sumber Daya Manusia) melalui sumber-sumber beasiswa,” ujarnya, dalam diskusi virtual yang digelar Pengurus Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, kemarin.
Berita Terkait : Liburan Wajib Dibatasi Lho Ya...
Selain itu, pemerintah juga telah menyiapkan prioritas cetak biru (blueprint) ekosistem pengetahuan dan inovasi di bidang SDM. Antara lain, menyusun rencana pengembangan SDM di setiap lembaga riset dan inovasi yang secara sistematis terfasilitasi dengan sumber pendanaan beasiswa.
Karena itu, kata mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini, pemerintah sekarang tengah berusaha memperbesar cadangan dana abadi untuk beasiswa dan juga riset. Dia juga mengungkapkan, pandemi Covid-19 telah berdampak signifikan terhadap semua sektor, termasuk pendidikan.
Digitalisasi melalui pendidikan Jarak Jauh (PJJ) mutlak dilakukan, agar dunia pendidikan dapat menyesuaikan dengan situasi pandemi maupun perubahan zaman. Dengan perkembangan teknologi ini, guru juga dituntut menyeimbangkan antara upskill dan reskill.
Berita Terkait : India Dihantam Tsunami Covid
“Sekolah itu bukan hanya untuk pembelajaran. Tapi penting untuk terus meningkatkan dan memperbarui keterampilan,” terang mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang tersebut.
Muhadjir menambahkan, pandemi Covid-19 telah memaksa pemerintah untuk lebih cepat melakukan terobosan dalam menerapkan kebijakan sistem PJJ yang efektif. Konsekuensi penerapan PJJ kian memperlihatkan kesenjangan dalam dunia pendidikan di Indonesia.
“Tugas saya sebagai Menko PMK adalah memastikan hal itu dengan baik. Kita tidak boleh membiarkan satu orang pun anak bangsa terabaikan,” tegasnya. [DIR]
Tags :
Berita Lainnya