Dark/Light Mode

Indonesia Negeri 1.000 Bencana

Minggu, 2 Mei 2021 07:20 WIB
Seorang warga mengamankan barang beharga miliknya diantara reruntuhan rumahnya di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu (11/4/2021) lalu. (Foto: ANTARA/Zabur Karuru)
Seorang warga mengamankan barang beharga miliknya diantara reruntuhan rumahnya di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu (11/4/2021) lalu. (Foto: ANTARA/Zabur Karuru)

RM.id  Rakyat Merdeka - Selain soal Corona yang belum jelas kapan berakhirnya, bencana alam juga jadi masalah mengerikan yang dialami bangsa ini. Hingga akhir April ini, tercatat sudah ada 1.205 bencana alam yang terjadi di berbagai wilayah tanah air. Mulai dari banjir, angin puting beliung, tanah longsor, gempa bumi hingga kekeringan. Nggak salah kalau Indonesia disebut Negeri 1.000 bencana.

Berdasarkan catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), 1.205 bencana alam terjadi di Indonesia sejak 1 Januari hingga 30 April 2021. Bencana hidrometeorologi yang mencakup banjir, kekeringan, angin puting beliung dan gelombang tinggi masih mendominasi sepanjang periode tersebut.

Akibat bencana itu, 479 orang meninggal, hilang atau tidak ditemukan jasadnya ada 60 orang. Yang luka-luka mencapai 12.900 jiwa dan yang terdampak sehingga harus mengungsi karena bencana yang terjadi lebih dari 5 juta jiwa.

Baca juga : 99 Group Indonesia Kenalkan Deputy CEO Baru

Banjir menjadi bencana alam yang paling banyak menyumbang korban jiwa. Total orang yang meninggal karena banjir yang terjadi dalam 4 bulan ini mencapai 267 orang. Sementara dari gempa bumi, ada 117 orang meninggal, tanah longsor 86 orang, angin puting beliung 7 orang, dan karhutla serta gelombang pasang masing-masing 1 orang.

Selain korban jiwa, bencana alam yang terjadi juga menimbulkan kerugian materiil yang tidak sedikit. BNPB mencatat bencana menyebabkan kerusakan sektor perumahan dengan kategori rusak berat 14.936 unit, rusak sedang 23.347 unit dan rusak ringan 83.629 unit. Selain kerusakan rumah, bencana alam juga menyebabkan kerusakan pada fasilitas umum seperti tempat ibadah 1.363 unit, sarana pendidikan 1.350, perkantoran 494, sarana kesehatan 347 dan jembatan 295.

Teranyar ada dua bencana yang hingga kini belum bisa dipastikan berapa kerugian materi dan korban jiwa. Yaitu badai Seroja di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan gempa di Malang, Jawa Timur.

Baca juga : Menkes Tidak Panik

Staf Tenaga Ahli Kantor Staf Kepresidenan, Ali Mochtar Ngabalin menjelaskan bencana alam itu bukan seperti human error. Artinya semua lapisan masyarakat mesti menanamkan dalam dirinya arti kewaspadaan.

“BMKG sudah menyampaikan peringatan terkait dengan keadaan cuaca hari ini, besok, dan seterusnya. Toh sampai saat ini Indonesia berpotensi menghadapi bahaya hidrometeorologi,” kata Ali kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Kendati demikian, dia mengajak masyarakat berani menghadapi bencana. Sebab manusia adalah nahkoda yang tugasnya mengendalikan keadaan alam. “Kalau manusia tidak teliti dalam menata mengurus alam dengan baik, tentu akan membahayakan manusia itu sendiri,” bebernya.

Baca juga : Yuk, Indonesia Tetap Waspada Dan Tak Jumawa

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati mengaku terdapat peningkatan bencana antara tahun 2020 dengan 2021.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.