Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Sudah 2 Kali Kena Covid

Cerita Ke Ganjar, Pasien Klaster Tarawih Sidokerto Ngaku Shalat Jamaah Tanpa Jarak

Kamis, 13 Mei 2021 10:15 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat menengok Pram, guru SMK yang terkena Covid dari klaster Tarawih Sidokerto, Rabu (12/5). (Foto: Humas Jateng)
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat menengok Pram, guru SMK yang terkena Covid dari klaster Tarawih Sidokerto, Rabu (12/5). (Foto: Humas Jateng)

RM.id  Rakyat Merdeka - Seorang guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Pati terkejut saat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyambangi rumahnya di Perum RSS Sidokerto, Desa Sidokerto, Kecamatan Pati, Kabupaten Pati, Rabu (12/5).

Guru bernama Pram itu merupakan satu dari 56 pasien Covid-19 klaster Tarawih di Desa Sidokerto.

Pram yang saat itu di dalam rumah, belum mengetahui jika Ganjar datang. Rumahnya juga tertutup rapat. Pram baru keluar saat seorang tetangganya memanggil.

Begitu membuka pintu rumah, ternyata Ganjar sudah berada di depan teras.

Baca juga : Belum Ngaku Kalah, Trump Muka Tembok

Di depan Ganjar, Pram mengungkap bagaimana bisa tertular Covid-19 untuk kali kedua.

“Awalnya shalat tarawih. Setelah dites, ternyata positif untuk kedua kalinya. Dulu sempat positif dan sudah sembuh, sudah vaksin juga, tapi ini positif lagi,” ujarnya di depan Ganjar.

Pram mengungkap, shalat Tarawih yang diikutinya memang tidak berjarak.

Pram tidak menyangka bisa tertular Covid, meskipun sudah mengenakan masker dan tidak pernah melepas saat shalat. “Shalatnya tidak berjarak, saya pakai masker terus. Tapi Alhamdulillah kondisi saat ini baik-baik saja, tidak ada gejala,” ungkapnya yang tinggal berdua dengan istri.

Baca juga : Silaturahmi Jalan, Tetapi Jangan Lupa Jaga Prokes

Ganjar mengatakan klaster tarawih di Perum RSS Sidokerto tersebut merupakan pembelajaran bagi lainnya. Meski sudah memakai masker,  kalau tidak ada jarak jemaah, kemungkinan tertular masih ada.

Klaster Tarawih di Pati itu menjadi pelajaran, sekaligus peringatan keras buat semuanya. Masyarakat tidak boleh abai mengenai protokol kesehatan seperti menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.

“Ternyata ada salah satu (pasien) itu kepala sekolah SMK yang ada di sini. Dia pernah positif, sudah negatif dan sudah divaksin, tetapi bisa positif lagi. Tadi waktu saya tanya, memang model shalat Tarawihnya tidak berjarak. Itu peringatan keras buat kita dan tidak boleh abai, meski sudah divaksin atau memakai masker,” katanya saat mengunjungi Perum RSS Sidokerto Pati di sela pantauan pos penyekatan Jalur Pantura Semarang-Pati.

Meski demikian, Ganjar tetap mengapresiasi upaya warga sekitar setelah kejadian tersebut. Salah satunya terkait penutupan akses masuk ke kompleks perumahan dengan membuat barikade dan saling kontrol di antara warganya.

Baca juga : Khawatir Kena Covid Selama Libur Panjang Kemarin? Lakukan 3 Hal Ini

“Di perumahan RSS Sidokerto ini, masyarakat membuat barikade sendiri. Mereka menutup sendiri, mengontrol sendiri. Jogo Tonggo itu ya seperti ini. Sehingga bisa berjalan dengan baik dan masyarakat bisa saling jaga," pungkas Ganjar. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.