Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kasus Suap Proyek Air Minum

KPK Telusuri Pemberian Uang Untuk Eks Dirjen Cipta Karya

Senin, 22 April 2019 07:52 WIB
juru bicara KPK Febri Diansyah. (Foto : Istimewa).
juru bicara KPK Febri Diansyah. (Foto : Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus menelusuri pemberian suap kepada Kepala Satuan Kerja Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Lampung, Anggiat Partunggul Nahot Simaremare. Juga kepada siapa Anggiat membagi-bagikan rasuah itu.

Untuk menelusurinya, penyidik memeriksa Direktur Utama PT Raja Muda, Ririn Nurfaizah; Direktur PT Bilga Jaya Abadi, Bilhan Gamaliel; dan Project Manager PT Exa Data International, Widio Prakoso.

"Kita telusuri asal-usul duit suap itu dari saksi-saksi ini. Apakah perusahaan saksi-saksi ikut diminta mengumpulkan dana serta bagaimana teknis pengumpulannya," kata juru bicara KPK Febri Diansyah.

Di pengadilan Anggiat mengaku menerima uang dari kontraktor proyek SPAM. Ia lalu memberikan uang Rp500 juta kepada mantan Direktur Jenderal (Dirjen) Cipta Karya Sri Hartoyo.

Febri memastikan penyidik akan mendalami fakta-fakta persidangan mengenai aliran dana suap proyek SPAM. "Ini sedang kita dalami lebih jauh lagi, " ujarnya.

Baca juga : KPK Panggil Staf Ahli Menag Yang Juga Eks Sekjen MK

Anggiat dihadirkan pada sidang di Pengadilan Tipikor Jakarta 15 April lalu. Ia menjadi saksi perkara Dirut PT Wijaya Kusuma Emindo (PT WKE) Budi Suharto, Direktur PT WKE Lily Sundarsih Wahyudi, Direktur PT Tashida Perkasa Sejahtera (PT TSP) Yuliana Enganita Dibyo, dan Direktur PT TSP Irene Irma.

Pada sidang itu, jaksa KPK menyinggung soal aliran uang proyek SPAM. "Di BAP (Berita Acara Pemeriksaan), disebutkan ada pemberian kepada Dirjen Cipta Karya, Sri Hartoyo sebesar Rp 500 juta?" tanya jaksa KPK. "Benar," jawab Anggiat

Jaksa mencecar alasan pemberian uang ke dirjen. "Uangnya untuk operasional," jawab Anggiat.

Anggiat kembali menegaskan pemberian uang kepada Sri Hartoyo saat ditanya hakim. "Saya ada dapat (uang) dari kontraktor saya kasih (Sri Hartoyo) Yang Mulia. Lalu diterima Yang Mulia," jawabnya.

Ia berterus terang menyimpan uang ratusan juta rupiah pemberian kontraktor di toilet rumahnya. Uang itu kemudian disita KPK.

Baca juga : KPK Panggil Sekjen DPR dan Stafsus Menag

"Disita 15 tabungan, 11 kartu debit, tiga plastik uang yang disimpan di kamar mandi rumah. Total uang tunai Rp 300 juta dan 77.500 dolar AS. Ini benar?" tanya jaksa. "Benar," jawab Anggiat.

Menurut Anggiat, ada gaji yang ikut disita. "Namun sebagian besar dari kontraktor," akunya.

Hakim sempat menyindir toilet yang dijadikan tempat menyimpan uang. "Sampai uang di kamar mandi. Di kamar mandi itu (simpan) pengharum, Pak, biar masuk kamar mandi nyaman, enggak butuh uang kamar mandinya. Kalau di kamar mandi bau malahan nanti uangnya. Uang di kamar mandi itu untuk apa?" tanya Hakim.

Anggiat tidak menjelaskan alasannya. "Enggak cukup (simpan) di lemari?" tanya hakim kembali.

"Memang lemarinya kecil," dalih Anggiat. Menurut, uang di toilet dan di rekening akan digunakan untuk keperluan proyek yang belum selesai.

Baca juga : KPK Pastikan Ada Pejabat Kemenag Yang Bermitra Dengan Rommy

Dari proyek SPAM Blora, Anggiat menerima Rp 100 juta dan 250 juta. Ia menerima Rp1,133 miliar terkait proyek SPAM Maluku Utara.

Terkait proyek Katulampa Rp500 juta. Kemudian ada penerimaan Rp 250 juta, Rp 500 juta, Rp 350 juta dan 5 ribu dolar AS, serta Rp500 juta.

Dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan kontraktor lain, Anggiat menerima Rp1,426 miliar dan Rp 1,4 miliar.

Para perkara ini, Budi Suharto cs didakwa menyuap Anggiat, Meina Woro Kustinah Teuku Moch Naza SPAM Darurat; dan Donny. Keempatnya merupakan PPK proyek SPAM.

Suap diberikan agar keempat PPK itu mempersulit pengawasan proyek yang dikerjakan PT WKE dan PT TSP. [GPG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.