Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Mari Rajut Kebhinekaan Untuk Ketahanan Bangsa

Minggu, 30 Mei 2021 12:08 WIB
Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Ahmad Syafii Maarif dalam webinar bertajuk Merajut Kebhinekaan Untuk Ketahanan Bangsa, Sabtu (29/5).
Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Ahmad Syafii Maarif dalam webinar bertajuk Merajut Kebhinekaan Untuk Ketahanan Bangsa, Sabtu (29/5).

RM.id  Rakyat Merdeka - Indonesia punya kekayaan alam dan demografis yang melimpah, beraneka ragam suku, ras, dan agama, yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Kebhinekaan ini bisa menjadi kesempatan atau justru ancaman bagi bangsa dan negara. Tergantung bagaimana kita menyikapinya.

Salah satu upaya untuk mencari solusi yang menjadikan kebhinekaan sebagai kesempatan dalam mewujudkan ketahanan bangsa adalah melalui webinar bertema "Merajut Kebhinekaan Untuk Ketahanan Bangsa".

Webinar ini diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi Agama Buddha (STIAB) SMARATUNGGA dalam rangka hari raya Waisak 2565, pada Sabtu (29/5) di Jakarta.

Hadir sebagai narasumber, Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Ahmad Syafii Maarif dan Sudhamek AWS, serta Ketua Yayasan Buddhayana, Nyanasuryanadi Mahathera.

Dalam pemaparannya, Syafii Maarif memaparkan sejarah panjang dan pentingnya kebhinekaan dalam pembentukan negara Indonesia.

Baca juga : Antisipasi Kelangkaan Pupuk, Mentan Sidak Ke Gudang Pusri

"Indonesia merupakan bangsa besar yang dianugerahi dengan beragam perbedaan seperti agama, suku, adat, bahkan bahasa. Oleh karena itu kita harus menanamkan sikap toleransi dalam diri dengan terus memelihara persatuan, persaudaraan dan kerukunan antar sesama karena Bhinneka Tunggal Ika merupakan nilai bangsa yang harus terus dijaga," ujar Syafii.

Bhinneka Tunggal Ika tidak bisa dianggap sekadar semboyan, melainkan harus dihayati, disimpan pada sanubari dan dilaksanakan setiap warga negara Indonesia untuk menjaga persatuan dan kesatuan negara.

Menurutnya, kebhinekaan harus dimaknai sebagai sebuah keragaman yang mempersatukan dan menerima perbedaan sebagai sebuah kekuatan, bukan sebagai ancaman ataupun gangguan.

Suatu perbedaan semestinya dipahami dan dibiarkan dalam rangka mewujudkan persatuan kesatuan bangsa. Dengan kata lain keanekaragaman bangsa harus dihormati dalam wadah kesatuan bangsa Indonesia.

Sementara Sudhamek melihat Bhinneka Tunggal Ika sebagai salah satu solusi dari perspektif ekonomi dan bisnis. Yakni, melalui demokrasi ekonomi yang inklusif demi mewujudkan kedaulatan, kesejahteraan, dan keadilan. Inilah esensi yang disebut Ekonomi Pancasila.

Baca juga : Kiai Maruf Minta Ormas Keagamaan Jaga Persatuan Bangsa

Strategi operasional Ekonomi Pancasila secara Makro dikatakan inklusif karena dilakukan dengan strategi pemberdayaan UMKM, pemitraan, dan pendekatan jaringan lintas Iman yang berbasis pada riset dan inovasi.

"Lebih dari itu, solusi yang paling tepat pada tataran mikro (bisnis), menurut pandangan saya, adalah dengan membangun bisnis yang berlandaskan mindfulness (Mindfulness-Based Business atau MBB)," bebernya.

Dijelaskannya, ada tiga esensi MBB. Ketiganya yakni landasan paradigma, atau interdependent co-arising (Interbeing atau saling menumbuh-kembangkan), melakukan empat inisiatif kunci, dan metodenya, latihan hening (mindfulness practices).

Sementara Nyanasuryanadi Mahathera dalam sambutannya berharap, webinar ini dapat menjadi bekal bagi para peserta dalam menjaga toleransi, kerukunan, dan persaudaraan yang dilandasi cinta kasih di Indonesia.

"Sehingga kita mampu untuk menahan diri dari pandangan maupun sikap-sikap yang mendiskreditkan perbedaan primordial apapun, utamanya karena suku, ras, budaya dan adat istiadat," harap Nyanasuryanadi.

Baca juga : Megawati Yakin Kebijakan SIN Pajak Efektif Cegah Korupsi

Menurutnya, kita harus mulai mengubah pola pikir untuk saling menerima dan menghormati segala perbedaan yang ada. Lebih dari itu, kita harus bisa membangun kebiasaan baru yaitu melihat hidup ini dari Persamaan, bukan perbedaan.

"Ketika spirit toleransi dan persaudaraan yang saling mengasihi ini telah tumbuh pada setiap orang sebagai warga negara Indonesia, niscaya Bhinneka Tunggal Ika, walau berbeda tapi tetap bersatu, kedaulatan dan ketahanan bangsa akan kokoh terbentuk," tuturnya.

Selain itu, dia juga mengingatkan, Pancasila sebagai alat pemersatu bangsa Indonesia, haruslah selalu dijaga bersama dengan mengarusutamakan dan mengamalkan sila-silanya.

Terutama, sila ketiga yang menegaskan seluruh masyarakat Indonesia untuk selalu menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan dan kesatuan baik dalam aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, agama, keamanan, serta latar belakang primordial lainnya.

"Kita harus bersatu untuk kesatuan bangsa Indonesia yang merupakan negara yang memiliki banyak suku bangsa, ras, dan agama," tandas Nyanasuryanadi. [NOV]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.