Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Sebaran Covid Terus Bergeser Ke Negara Berkembang

Menkeu Waswas Proyeksi Ekonomi Bakal Terganggu

Kamis, 3 Juni 2021 05:22 WIB
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI, Rabu (02/06). (Foto: Kemenkeu Foto/Biro KLI-Moy).
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI, Rabu (02/06). (Foto: Kemenkeu Foto/Biro KLI-Moy).

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani ngeri dengan banyaknya faktor yang akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa pandemi Covid-19.

Dia mengungkap empat risiko yang akan dihadapi Indonesia. Pertama, beberapa negara melaku­kan pengetatan restriksi karena adanya gelombang baru Covid-19 dan munculnya varian baru.

“Semua negara sekarang fokus ke domestik, baik di ekonomi, sosial dan politik,” kata Sri Mulyani dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR, kemarin.

Baca juga : Kampanye Anti Tembakau Saat Pandemi Bikin Ekonomi Mati Suri

Kedua, episentrum atau pusat penyebaran pandemi terus bergeser ke negara berkembang dan dunia ketiga. Sementara, akses dan kecepatan vaksinasi masih belum merata.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengungkap­kan, vaksinasi di Indonesia baru berlangsung 300 ribu per hari. Dibandingkan sebelum Leba­ran, memang ada peningkatan, tapi masih jauh dari target 500 ribu vaksinasi per hari. Apalagi 1 juta per hari untuk mencapai kekebalan komunitas.

“Berarti pada 2022, kalau ini tidak terkejar akan menimbul­kan dampak. Covid-19 akan jadi elemen yang menentukan,” ujarnya.

Baca juga : Pemda Kepulauan Seribu Perketat Prokes Wisatawan

Dari sisi laju pertumbuhan kasus positif Covid-19, Sri Mulyani menegaskan, pemerintah juga mewaspadai dampak pasca Lebaran. Beberapa daerah menunjukkan tambahan kasus yang cukup besar.

“Untuk kuartal II sampai Juni, tren ini harus bisa dikendalikan. Kalau tidak, nanti bisa terjadi kondisi seperti Maret lalu, harus pengetatan lagi dan akan mem­pengaruhi kegiatan ekonomi dan proyeksi ekonomi,” jelas Sri Mulyani.

Risiko ketiga, pemulihan ekono­mi yang tidak merata. Ekonomi global memang disebutkan pulih, namun ada negara yang masih resesi hingga kuartal I-2021. Salah satunya Indonesia.

Baca juga : Larangan Mudik Bisa Jadi Berkah Ekonomi Buat Jakarta

Keempat, perkembangan ekonomi di Amerika Serikat (AS). Inflasi Negeri Paman Sam terus menguat, bahkan mencapai 4,2 persen pada April 2021.

“Inflasi di Amerika yang su­dah tembus di atas 4 persen akan jadi penentu stance monetary policy tahun ini dan tahun de­pan,” tuturnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.