Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Manfaatkan Bendungan Milik PUPR
PLN Bangun 3 PLTM Senilai Rp 200 Miliar
Senin, 21 Juni 2021 07:18 WIB

RM.id Rakyat Merdeka - Sebagai bentuk transisi energi dengan mendorong pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT), PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN membangun tiga Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) atau Mikrohidro (PLTMH) dengan total kapasitas 8,95 MegaWatt (MW) senilai Rp 200 miliar.
Executive Vice President Komunikasi Korporat dan Corporate Social Responsibilty PLN Agung Murdifi menyebutkan, ketiga pembangkit tersebut yaitu PLTM Batanghari di Sumatera Barat berkapasitas 5,1 Megawatt (MW), PLTM Titab sebesar 1,27 MW di Bali, dan PLTM Pandanduti berkapasitas sebesar 0,58 MW di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Semuanya, kata dia, memanfaatkan bendungan existing multifungsi milik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Dan telah disepakati kerja sama jual beli listrik antar keduanya.
“Proyek ini merupakan wujud nyata transformasi PLN melalui aspirasi Green, dengan terus meningkatkan bauran EBT dalam penyediaan listrik nasional,” ujarnya, di Jakarta, kemarin.
Baca juga : Airlangga Usul Penambahan Anggaran Rp 108,1 Miliar
Agung menjelaskan, ketiga PLTM ini akan menghasilkan peningkatan bauran energi dari EBT sebesar 42 GigaWatthour (GWh) per tahun.
Selain itu, pihaknya juga menargetkan pembangkit tersebut beroperasi pada Maret 2024. Di mana, pengembangan proyek ini turut melibatkan beberapa instansi yaitu Kementerian Keuangan, Kementerian PUPR, Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral).
“Dengan memanfaatkan bendungan existing, tentu dapat menurunkan biaya pokok penyediaan tenaga listrik di sistem PLN setempat. Sekaligus meningkatkan bauran energi EBT secara bersamaan,” terang Agung.
Lebih lanjut dikatakannya, pemanfaatan bendungan multifungsi milik PUPR untuk dijadikan PLTA, PLTM atau PLTMH akan mempercepat penambahan kapasitas dan energi dari EBT karena waktu pembangunan relatif lebih singkat. Serta biaya investasi yang lebih efisien dibanding dengan PLTA, PLTM atau PLTMH green field.
Baca juga : Tawarkan Obligasi Dan Sukuk, PT PP Incar Dana Segar Rp 4 Triliun
Ke depannya, terdapat sekitar 50 bendungan yang berpotensi untuk dimanfaatkan. Untuk itu, sinergi dengan banyak pihak akan terus dilakukan.
“Melalui program ini, kami dapat melakukan penghematan anggaran negara dengan memanfaatkan utilitas yang sudah ada dan juga membuat tingkat utilisasi aset menjadi lebih baik,” katanya.
Selain memanfaatkan bendungan untuk meningkatkan bauran EBT, PLN juga memiliki program green booster seperti program Co Firing atau pemanfaatan biomassa sebagai pengganti batu bara untuk bahan bakar PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap), juga program konversi PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) ke EBT.
“Untuk dedieselisasi, ini merupakan upaya kami untuk mengurangi ketergantungan pembangkit diesel. Kita tahu solar itu harus diimpor. Karena itu kami mencari sumber energi yang lebih green tetapi juga tidak impor,” ungkapnya.
Baca juga : Eks Mensos Juliari Targetkan Fee Pengadaan Bansos Rp 35 Miliar
Ia berharap, melalui aspirasi green dalam Transformasi PLN, bisa terus mendorong transisi energi tidak hanya untuk memenuhi target bauran EBT 23 persen pada 2025.Tetapi untuk generasi yang akan datang bisa menikmati masa depan yang lebih baik. [IMA]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya