Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Soal Heboh Data Kematian

Luhut Pendengar Yang Baik

Jumat, 13 Agustus 2021 07:30 WIB
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. (Foto: Dok. Kemenkomarves)
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. (Foto: Dok. Kemenkomarves)

RM.id  Rakyat Merdeka - Tidak dimasukkannya indikator kematian akibat Covid-19 untuk memutuskan PPKM ada di level berapa, dikritik banyak pihak. Menyikapi hal ini, Komandan PPKM, Jenderal (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan tidak emosi, juga tidak protes. Sebaliknya, Luhut memilih menjadi pendengar yang baik.

Saat mengumumkan perpanjangan PPKM Level 4, Senin (9/8), Luhut mengatakan, pemerintah mengeluarkan angka kematian Corona dari indikator penentuan level PPKM. Alasannya, karena ada masalah pendataan.

“Evaluasi itu kami lakukan dengan mengeluarkan indikator kematian dalam penilaian. Karena kami temukan adanya input data yang merupakan akumulasi angka kematian selama beberapa minggu ke belakang. Sehingga menimbulkan distorsi dalam penilaian,” ujar Menko Kemaritiman dan Investasi ini.

Baca juga : PKS Suaranya Keras Sekali

Sontak, pernyataan ini langsung ditanggapi serius sejumlah pihak. Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman, misalnya. Kata Dicky, data kematian merupakan ukuran vital kesehatan suatu populasi, memberikan informasi pola penyakit yang menyebabkan kematian, dari waktu ke waktu.

Pola kematian menjelaskan perbedaan dan perubahan status kesehatan, mengevaluasi strategi kesehatan, memandu perencanaan dan pembuatan kebijakan. “Respons pandemi ditunjukkan antara lain untuk mengurangi kematian. Karena itu, memahami beberapa banyak kematian yang terjadi sangat penting,” ujar Dicky.

Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Hermawan Saputra juga menilai keliru tidak dimasukkannya indikator kematian dalam penentuan level PPKM. Karena, data kematian sangat penting dalam pengendalian pandemi.

Baca juga : Soal Data Kematian, Wakil Ketua MPR: Diperbaiki, Bukan Malah Dihilangkan!

“Jika alasannya sistem, seharusnya diperbaiki. Bukan malah dihilangkan,” kata Hermawan.

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera mengatakan, situasi bakal lebih berbahaya jika data kematian dihapuskan. Dikhawatirkan, penanganan pandemi di Indonesia akan kehilangan arah tanpa panduan yang benar. Terlebih, sejumlah ahli sudah mengingatkan, situasi kematian akibat Corona diduga masih banyak yang tidak terlaporkan.

Luhut bergerak cepat merespon beragam kritikan tersebut. Jubir Luhut, Jodi Mahardi memastikan, data kematian bukan dihapus, hanya tidak dipakai sementara waktu.

Baca juga : Kemenag Hentikan Rilis Kartu Nikah Fisik

“Ini karena ditemukan adanya input data yang merupakan akumulasi angka kematian selama beberapa minggu ke belakang, sehingga menimbulkan distorsi atau bias dalam penilaian,” jelasnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.