Dark/Light Mode

Survei Indonesia Political Opinion

Anies Berkibar, Paling Cocok Sama Sandiaga Uno

Sabtu, 14 Agustus 2021 12:42 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno (Foto: Istimewa)
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menduduki peringkat teratas Calon Presiden dengan angka 18,7 persen dari 20 tokoh potensial dalam Survei Nasional dan Kajian Opini Publik: Refleksi Penanganan Pandemi dan Dampak Konstelasi Politik 2021 periode 2-10 Agustus 2021, yang dipublikasikan Indonesia Political Opinion (IPO).

Di belakang Anies, terdapat nama Ganjar Pranowo (16,5%), Sandiaga Salahuddin Uno (13,5%), Agus Harimurti Yudhoyono (9,9%), Prabowo Subianto (7,8%), Ridwan Kamil (6,2%), Erick Thohir (4,7%), Tito Karnavian (3,6%), dan Airlangga Hartarto (2,5%).

Selanjutnya, ada Zulkifli Hasan (1,9%), Haedar Nashir (1,7%), Puan Maharani (0,9%), Said Aqil Siradj (0,8%), Gatot Nurmantyo (0,7%), Muhaimin Iskandar (0,5%), Luhut Binsar Pandjaitan (0,3%), dan Surya Paloh (0,2%).

Sementara Suharso Monoarfa, Grace Natalie, dan Mahfud MD mencatat angka 0% atau tidak mendapatkan dukungan publik. Survei itu juga menyebutkan, Sandiaga Uno adalah orang yang paling cocok mendampingi Anies dengan angka 30,2 persen. Lima orang lainnya yang dinilai cocok berpasangan dengan Anies adalah Agus Harimurti Yudhoyono, Erick Thohir (14,4%), Tito Karnavian (3,7%), Airlangga Hartanto (2,9%), Zulkifli Hasan (1%).

Baca juga : Di Bawah Prabowo Dan Anies, Sandiaga Masuk Tokoh Paling Dikenal

Tingkat keterpilihan para tokoh tersebut, ditentukan oleh 6 indikator faktor persepsi. Yakni prestasi, ketegasan, kejujuran, bersih, religius, dan profesional.

Terkait latar belakang kepemimpinan, sebanyak 49 persen responden cenderung memilih tokoh Capres dari kalangan sipil. Yang memilih kalangan militer, ada 44 persen. Sisanya yang berjumlah 7 persen, memilih polisi.

Sedangkan untuk posisi Wapres, sebanyak 57 persen responden lebih memilih calon dari kalangan militer, 38 persen memilih tokoh sipil. Yang memilih tokoh dari kalangan polisi, cuma 5 persen.

Data ini menunjukkan kepercayaan masyarakat pada militer masih cukup tinggi. Berbanding terbalik dengan unsur kepolisian, yang hanya mendapat persepsi rendah.

Baca juga : Kalau Sekarang Pileg, Yang Menang PDIP

Sementara kepercayaan pada tokoh sipil terpecah pada kader partai politik (25 persen), agamawan (13 persen), pengusaha (8 persen), intelektual/pemikir (4 persen), dan tidak menentukan (50 persen).

IPO terlebih dulu menentukan sejumlah desa untuk menjadi sampel. Setiap desa terpilih akan dipilih secara acak –menggunakan random kish grid paper– sejumlah 5 rukun tetangga (RT).

Pada setiap RT dipilih 2 keluarga, dan setiap keluarga akan dipilih 1 responden dengan pembagian laki-laki untuk kuesioner bernomor ganjil, perempuan untuk bernomor genap, sehingga total responden laki-laki dan perempuan pada pembagian 50:50 persen.

Pada tiap-tiap proses pemilihan, selalu menggunakan alat bantu berupa lembar acak. Metode ini memiliki pengukuran kesalahan (sampling error) 2.5 persen, dengan tingkat akurasi data 97 persen.

Baca juga : Elektabilitas Ganjar Tertinggi, Anies Dan Prabowo Beda Tipis, Puan Ranking 9

Setting pengambilan sampel menggunakan teknik multistage random sampling (MRS), atau pengambilan sampel bertingkat.

Survei ini mengambil representasi sampel berjumlah 1.200 responden yang tersebar proporsional secara nasional.

Teknik tersebut memungkinkan setiap responden mempunyai peluang yang sama untuk dipilih, atau tidak dipilih menjadi responden.

Untuk menguji validitas responden, IPO melakukan spot check pada 20 persen dari total populasi sampel. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.