Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Industri nikel di Indonesia memiliki potensi yang sangat menjanjikan. Saat ini, nikel mampu memberikan keuntungan besar bagi negara bila diekspor.
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, nikel tidak boleh diekspor mentah, tapi harus ada hilirisasi.
“Tahun 2014, saat saya masuk ke industri nikel dan belum dihilirisasi, nikel masih dipandang sebelah mata. Ekspornya cuma 1,1 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 15,8 triliun,” kata Luhut dalam peringatan HUT Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) secara virtual, kemarin.
Baca juga : Mantap, Ekspor Perkebunan Capai 564 Juta Ton
Tapi kini, saat negara melarang ekspor mentah nikel dan melakukan hilirisasi, menurut Luhut, nilai ekspornya meningkat mencapai 10,9 miliar dolar AS atau sekitar Rp 144 triliun.
Sampai Juli 2021, nilai ekspor nikel sudah mencapai 10,4 miliar dolar AS. Luhut memprediksi jumlahnya akan bisa mencapai 19 miliar dolar AS.
Menurutnya, capaian nilai ekspor nikel yang besar itu dapat membantu Indonesia menyeimbangkan neraca dagang.
Baca juga : Ekspor Industri Tancap Gas
“Jelas itu akan bisa menolong ekonomi kita. Ini juga membantu current account deficit (defisit transaksi berjalan) kita,” ungkap Luhut.
Tidak sampai di situ, di 2024 keuntungan hilirisasi nikel diprediksi makin besar. Hal itu terjadi karena Indonesia diharapkan sudah bisa memproduksi baterai lithium yang berbahan dasar nikel ore. Potensinya mencapai 35 miliar dolar AS hingga 45 miliar dolar AS atau sekitar Rp 504 triliun-Rp 648 triliun.
Eks Menko Polhukam ini mengatakan, untuk memaksimalkan komoditas nikel, Indonesia tengah menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM). Sebanyak 21 orang dari Indonesia juga sudah belajar pengolahan dan pengembangan teknologi nikel ke China.
Baca juga : Ditebus Juve Rp 631 Miliar, Locateli: Mimpi Yang jadi Kenyataan
“Sudah satu tahun kami kirim anak-anak kita ke China, sehingga riset lithium battery bisa dikembangkan di sini,” kata Luhut.
Apalagi, Indonesia mempunyai posisi tawar yang kuat, karena menjadi salah satu produsen nikel terbesar dunia. Atas potensi itu, Pemerintah Indonesia tengah mendorong investasi pada hilirisasi produk turunan nikel untuk memproduksi baterai kendaraan listrik.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya