Dark/Light Mode

Tunjangan Dipangkas

Para PNS Sabar Ya, Negara Lagi Tekor

Sabtu, 28 Agustus 2021 09:19 WIB
Para PNS yang sedang apel (Foto: Istimewa)
Para PNS yang sedang apel (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Belanja negara, yang selama pandemi digunakan sebagai bantalan ekonomi, akan dikonsolidasi untuk menurunkan defisit anggaran secara bertahap. "Secara sederhana, kita menurunkan defisit. Tahun lalu, defisit kita 6,1 persen dari PDB (pendapatan domestik bruto). Tahun ini 5,7 persen, dan tahun depan sedang kita bicarakan dengan DPR. Kita harap bisa 4,8 persen," terangnya.
 
Anggota Komisi XI DPR, Ecky Awal Mucharam menyebut, pemangkasan tunjangan ASN ini menjadi kabar buruk bagi ASN. Apalagi, masih banyak ASN golongan rendah yang gajinya di bawah upah minimum provinsi (UMP) di daerah.
 
Ecky memahami, penerimaan negara tahun lalu turun drastis ketimbang 2019. Anehnya, di 2020 ada Sisa Lebih Penggunaan Anggaran (Silpa) Rp 245,59 triliun yang seharusnya digunakan untuk penanganan pandemi dan meningkatkan belanja Pemerintah untuk mendorong perekonomian.
 
"Anehnya, tahun ini, Pemerintah menggelontorkan puluhan triliun untuk BUMN. Termasuk untuk proyek kereta cepat yang manfaatnya tidak dirasakan mayoritas rakyat Indonesia," ucap Ecky, kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.
 
Harusnya, kata dia, Pemerintah benar-benar melakukan dan menerapkan prinsip spending better agar belanja pemerintah fokus pada penanganan pandemi dan dampaknya. Termasuk menjaga daya beli masyarakat, PNS golongan rendah, buruh, petani, nelayan, pengusaha mikro dan ultra mikro, serta sektor informal.
 
Peneliti Indef, Ahmad Heri Firdaus juga menilai, peniadaan tunjangan berpengaruh terhadap belanja ASN. Apalagi, porsi tunjangan lebih besar dan yang paling diharap-harap. Saat tunjangan dipotong, efek dominonya bisa menekan laju pertumbuhan ekonomi, karena daya beli akan menurun. [MEN]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.