Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kasus “Uang Perahu” Pilkada Lampung

KPK Ngakunya Kesulitan Jerat Muhaimin Iskandar

Senin, 30 Agustus 2021 07:00 WIB
Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Inspektur Jenderal Polisi Karyoto. (Foto: Antara)
Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Inspektur Jenderal Polisi Karyoto. (Foto: Antara)

 Sebelumnya 
Belakangan, Nunik di usung menjadi wakil gubernur Lampung. Semula, PKB hendak mengusung pasangan Mustafa-Nunik. Namun berubah menjadi Arinal Djunaidi-Nunik.

Musa mendengar Muhaimin menerima uang Rp 40 miliar agar mengusung pasangan Arinal-Nunik —yang kemudian terpilih. Padahal, Bupati Lampung Tengah Mustafa sudah menggelontorkan “uang perahu” untuk diusung sebagai calon gubernur. Jumlahnya Rp 18 miliar.

Mustafa membenarkan pernah menggelontorkan uang itu. Pada sidang 17 Oktober 2019 lalu, Mustafa mengungkapkan pernah menemui Nunik di rumah dinas Bupati Lampung Timur.

Baca juga : Kasus Pinangki, Reformasi Di Kejagung Masih Jauh Dari Optimal

“Pada pertemuan itu, Chusnunia menyatakan tidak akan maju sebagai calon Gubernur Lampung dan menyatakan PKB siap memberikan dukungan ke­pada saya,” tutur Mustafa.

Setelah pertemuan itu, Nunik mengajak Mustafa menemui Muhaimin di Jakarta. Ketika bertemu Muhaimin, Nunik menyampaikan Mustafa meminta dukungan dari PKB untuk dicalonkan sebagai gubernur Lampung. “Oke enggak ada masalah, kita akan dukung,” kata Mustafa menirukan ucapan Muhaimin.

Usai pertemuan dengan Muhaimin, Nunik memerintahkan Ketua PKB Lampung Tengah, Slamet Anwar menemui Mustafa. “Saya lalu diarahkan menemui Khaidir Bujung dan Midi Ismanto di rumah Khaidir Bujung di Bandar Lampung untuk membahas pencalonan gubernur Lampung,” tuturnya. Khaidir dan Midi adalah anggota Fraksi PKB di DPRD Provinsi Lampung.

Baca juga : Kasus Gratifikasi Lampung Utara, KPK Dalami Penyetoran Uang Buat Paket Proyek

Pada pertemuan tersebut, Khaidir dan Midi meminta Rp 18 miliar. Mustafa menyebut uang ini untuk membeli “perahu” agar bisa ikut pilgub. Mustafa lalu mengumpulkan uang dan menyerahkan kepada kedua politisi PKB itu.

Kenyataannya, PKB masalah mengusung pasangan Arinal-Nunik. PKB akhirnya mengembalikan uang kepada Mustafa. Jumlahnya hanya Rp 14 miliar. Adapun Rp 4 miliar lagi, menurut Mustafa, belum dikembalikan.

Kesaksian Mustafa dibenarkan anggota DPRD Provinsi Lampung, Midi Iswanto. “Saya bilang ke Nunik Rp 18 M sudah diterima terus gimana? Saya tanya ke Nunik. Terus kata Nunik, ‘udah pegang dulu (uangnya)’,” tutur Midi.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.