Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Akademisi IPB: Asal Tak Impor, Swasembada Beras Terwujud Akhir Tahun

Kamis, 2 September 2021 19:36 WIB
Akademisi Institut Pertanian Bogor (IPB) Prima Gandhi. (Foto: Ist)
Akademisi Institut Pertanian Bogor (IPB) Prima Gandhi. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Akademisi Institut Pertanian Bogor (IPB) Prima Gandhi mengapresiasi terobosan Kementerian Pertanian (Kementan) dalam meningkatkan produktivitas pertanian.

Gandhi menilai, program Kementan melalui optimasi peningkatan indeks pertanaman, percepatan tanam, penyaluran benih unggul, fasilitasi pupuk subsidi hingga mekanisasi pertanian berdampak signifikan pada peningkatan produksi.

"Hasilnya, sektor pertanian tetap tumbuh positif terhadap ekonomi di masa pandemi ini," kata Gandhi dalam keterangan tertulisnya, Kamis (2/9).

Baca juga : Tembus 1,16 Juta Ton, Buwas: Stok Beras Aman

Gandhi mengatakan, data yang dirlisi Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan setiap tahunnya terjadi surplus beras.  Tahun 2018 terdapat surplus beras sebesar 4,37 juta ton, selanjutnya 2019 sebesar 2,38 juta ton, dan 2020 surplus mencapai 1,97 juta ton. Jika produksi pertanian di 2021 tetap surplus, maka bisa dipastikan Indonesia telah mencapai swasembada beras.

"Ini kan surplus bisa dijumlah menjadi surplus kumulatif 8,72 juta ton. Karena pengertian surplus ini adalah produksi dikurangi konsumsi setiap tahunnya dan tidak ada impor. Sedangkan ekspornya belum terlalu banyak, saat ini dalam tahap inisiasi ekspor," sambung Gandhi.

Menurut Gandhi, melihat program program yang dilaksanakan Kementan saat ini seperti peningkatan Indek Pertanaman (IP) 400 dan berbagai program strategis lainnya di atas, berkontribusi besar pada surplus ini.

Baca juga : Akademisi IPB: Food Estate Di Kalteng Sukses, Hasilnya Nyata

Dijelaskannya, pada musim tanam (MT) I pada bulan Oktober-Maret 2020/2021 diprediksi surplus lebih dari 3 juta ton dan kemungkinan besar di MT-II April-September 2021 juga tetap mempertahankan produksi di saat musim kemarau. Sehingga akhir Desember 2021 surplus tetap terjaga secara signifikan.

"Kita ketahui sejak tahun 2019 hingga Agustus 2021 ini Indonesia mampu mempertahankan produksi, tidak ada kebijakan impor beras dan tidak ada impor beras umum untuk konsumsi maupun untuk cadangan stok," sambungnya.

Oleh karena itu, Gandhi yakin apabila pemerintah mampu meningkatkan produksi, stok banyak dan tidak impor beras konsumsi hingga akhir Desember 2021, Indonesia mutlak sudah swasembada beras.

Baca juga : Mendes PDTT: Arah Baru Pembangunan Desa Pastikan Terwujudnya Desa Peduli Anak

"Karena selama 3 tahun berturut-turut tidak impor beras. Kebutuhan konsumsi beras kurun tiga tahun dicukupi dari produksi sendiri," ucapnya.

Lebih lanjut Gandhi menyebutkan, meskipun kondisi cukup sulit akibat pandemi covid 19, ternyata pada tahun 2020-2021 proses produksi tetap berjalan dengan baik dan petani terus bergerak tanam padi. Saat pandemi ini memang berdampak pada sistem distribusi dan aspek konsumsi pangan.

"Sedangkan proses produksi tetap berlangsung sehingga berkontribusi positif terhadap ekonomi," sebutnya. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.