Dark/Light Mode

Peringatan 21 Tahun Kasus Trisakti

Warganet Minta Pemerintah Usut Tuntas Kasus Trisakti

Senin, 13 Mei 2019 06:07 WIB
Mahasiswa Trisakti menggelar upacara peristiwa berdarah Trisakti tahun 1998. (Foto : Istimewa).
Mahasiswa Trisakti menggelar upacara peristiwa berdarah Trisakti tahun 1998. (Foto : Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Setiap 12 Mei, para mahasiswa mengenang hari yang suram dalam sejarah pergerakan politik tanah air. Mahasiswa ingin melengserkan Presiden Soeharto yang sudah berkuasa selama 32 tahun.

Akibat gerakan tersebut, setidaknya, empat orang mahasiswa Trisakti meninggal setelah ditembak peluru besi, saat mereka ingin ada kebebasan.

Mengenang tragedi berdarah itu, Presiden Jokowi melihat cuplikan dokumenter Tragedi Trisaksi 12 Mei 1998. Seusai cuplikan diputar, Jokowi berbicara bahwa tidak ingin peristiwa serupa terjadi kembali.

“Saya tadi melihat peristiwa ‘98 di layar. Kita tidak ingin peristiwa seperti itu, turbulensi politik seperti itu hadir lagi di negeri yang kita cintai ini. Demokrasi kita harus semakin matang, demokrasi kita harus semakin dewasa,” ujar Jokowi di Basket Hall GBK, Senayan, Jakarta, Sabtu (9/2).

Sehingga tidak ada lagi korban-korban seperti ‘98 yang itu merupakan sebuah peringatan kepada semuanya dan Trisakti memberikan kontribusi besar pada reformasi yang dimulai di ‘98 yang lalu.

Baca juga : Soal Tiket Pesawat, Pemerintah Kurang Kreatif

Dalam film dokumenter yang diputar, ditayangkan penembakan mahasiswa Trisakti, pengumuman Presiden ke-2 Soeharto mundur, hingga cuplikan berita berjudul ‘Prabowo Diberhentikan’.

Kemarin, acara tabur bunga juga digelar di kampus Trisakti. Hadir pejabat sementara (Pjs) rektor Universitas Trisakti, Ali Ghufron Mukti. Ia beserta jajaran dan mahasiswa Universitas Trisakti yang ada di lokasi tampak mengenakan pakaian serba hitam-putih.

Ali sempat menyampaikan pidato singkat sebelum upacara tabur bunga dilakukan. Dia mengulas peristiwa yang terjadi pada masa pemerintahan Presiden ke-2 RI, Soeharto itu. Dalam gerakan reformasi saat itu, empat mahasiswa Universitas Trisakti tewas.

“Tak terasa peristiwa tragedi 12 Mei 1998 yang menewaskan empat mahasiswa Universitas Trisakti sudah berjalan selama 21 tahun. Peristiwa memilukan terkait dengan suhu politik di zaman Presiden Soeharto, menyebabkan empat mahasiswa Trisakti tewas,” ujar Ali. 

Dia mengatakan keluarga korban masih menanti pertanggungjawaban atas peristiwa tersebut. Ali pun berharap pemerintah segera menemukan titik terang atas kematian empat mahasiswa itu.

Baca juga : Pemerintah Kudu Awasi Khusus Produk Pertanian

Warganet meminta agar pemerintah mengusut tuntas kasus ini. Salah satu yang mendesak adalah akun Gatot Nurcahyo. “Kalau memang menjadi ranah hukum, diusut sampai tuntas bukannya jadi bahan olok-olok tidak berbobot hanya untuk cari dukungan. Kasihan rakyat di negeri,” ujarnya.

Akun David Bintang juga mendesak agar dalang kejadian besar seperti ini bisa diungkap secara tuntas. “Kasus kaya gini selalu bisa berada di lingkaran kekuasaan, pesimis lah bisa terungkap.”

Senada, akun Jedemar mengatakan, otak di balik kerusuhan harus diungkap ke publik, supaya tidak menjadi beban sejarah dimasa mendatang.

Akun Dedemit menganggap pelaku kekerasan pada tahun 98 sebagai penjahat demokrasi. “Bukti betapa pengecutnya si otak kerusuhan 98. Tembak pemuda dari jarak jauh.”

Akun Pedangcagakdua meyakini kasus ini bisa diungkap asalkan ada kemauan dari pemerintah untuk mengungkapnya. Ia menaruh perhatian kepada Jokowi untuk mengungkapnya.

Baca juga : IPW Desak Satgas Usut Tuntas Kasus Pengaturan Skor

“Pasti terungkap jika Jokowi menang lagi. Sebab, Jokowi sudah tanpa beban. Kita minta Jokowi mumpung masih berkuasa,” harapnya.

Berbeda, Thecutecat justru tidak meyakini jika Jokowi akan mampu mengungkap kasus ini. Kata dia, saat ini Jokowi sebagai eksekutif. “Sekuat apa pun dia, dengan bukti yang sudah cukup banyak tertutup debu politik, hasilnya susah. Kalau saja Gerindra bukan partai besar, kita bisa ajukan Prabowo ke pengadilan. Faktanya susah banget.”

Sekarang, sambung dedemit, “temukan bukti kuat dulu. Panah penunjuknya sudah kuat mengarah ke Prabowo. Jika saja rakyat tak banyak yang mendukung partai dia, maka pengadilan bisa menyeret dia paling tidak pakai bukti yang dipakai tgpf 1998.”

Akun andiw64 mengakui jika peristiwa terkait perpolitikan susah dituntaskan sampai selesai karena yang menjadi beban sejarah ada di lingkaran pemerintah.

Sama, Asisten juga menganggap kasus ini sulit diungkap ke publik dan pengadilan karena penanggung jawab peristiwa itu ada di kubu seberangnya Jokowi. [REN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.