Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Heboh Video Santri Tutup Kuping Dengerin Musik Saat Vaksin Covid

Yenny: Jangan Mudah Bilang Radikal-radikul

Kamis, 16 September 2021 08:58 WIB
Yenny Wahid (Foto: Instagram/yennywahid)
Yenny Wahid (Foto: Instagram/yennywahid)

 Sebelumnya 
“Jadi, kalau anak-anak ini oleh gurunya diprioritaskan untuk fokus pada penghafalan Qur’an dan diminta untuk tidak mendengar musik, itu bukanlah indikator bahwa mereka radikal,” jelas Yenny.
 
Ia pun mengajak masyarakat menilai lebih proporsional dan saling bertoleransi. Terakhir, ia memberikan semangat kepada para santri itu dan mendoakan agar mendapat berkah yang berlimpah. Di akhir tulisan, Yenny mencolek akun Diaz. 
 
Ketua PP Muhammadiyah Prof Dadang Kahmad ikut berkomentar. Kata Guru Besar Sosiologi Agama UIN Bandung ini, tak ada yang salah dengan sikap para santri itu. Yang salah adalah yang mengolok-olok mereka. Karena tak paham arti toleransi. 
 
"Keyakinan orang yang berbeda seharusnya dihargai. Bukan dijadikan tempat untuk merendahkan pendapat, minat, hingga keyakinan seseorang. Hargai kesenangan orang, minatnya. Itu kalau mau demokrasi ya," kata Dadang, kemarin. 
 
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia, Prof Zubairi Djoerban ikutan bicara. Kata dia, menyalakan api pada isu-isu agama, seperti menuding santri penghafal Al-Qur'an radikal, adalah malapetaka. "Berhentilah bikin kacau. Selama kita bertengkar pada soal yang begini terus, bisa-bisa tak ada ruang tersisa untuk masalah nyata," cuitnya, di akun @profesorzubairi.
 
Cendekiawan Nahdlatul Ulama Nadirsyah Hosen juga memberikan penjelasan panjang lebar mengenai hal ini di akun Twitter @na_dirs. Dengan hanya video tersebut, nggak harus buru-buru menuduh seseorang seperti Taliban. Kata dia, hukum mendengarkan musik itu ada perbedaan. Ada ulama yang bilang haram, ada juga ulama yang membolehkan. Kedua pendapat itu, punya dasar rujukan masing-masing. 
 
"Sikap para santri di video yang menutup telinganya itu bagus. Mereka tidak ngamuk atau memaksa musik dimatikan. Justru di sana terlihat toleransi ustaz dan santri untuk memilih menutup telinga dan menjaga diri ketimbang memaksakan paham mereka dengan cara kekerasan," ujarnya. 
 
Pihak Istana ogah dibawa-bawa terkait unggahan Diaz. Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin mengatakan, uanggahan Diaz adalah pendapat pribadi. "Dia punya hak demokrasi untuk berpendapat di ruang publik. Bukan karena dia stafsus Presiden kemudian tidak boleh," kata Ngabalin, kemarin. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.