Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kepala BPIP: Bung Karno Guncang Dunia Bukan Fiksi

Senin, 11 Oktober 2021 21:44 WIB
Kepala BPIP Yudian Wahyudi. (Foto: ist)
Kepala BPIP Yudian Wahyudi. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sumbangsih Bung Karno bukan hanya kemerdekaan. Putra Sang Fajar juga membawa nama besar Indonesia dalam mewujudkan perdamaian dunia.

Hal tersebut ditegaskan kembali dalam acara Pembukaan Pekan Memori Kolektif Dunia: Memory of World Tahun 2021 dan International Webinar Sukarno Mengguncang Dunia: To Build the World a New, Senin (11/10). 

Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi mengatakan, bangsa Indonesia tidak lepas dari momen bersejarah saat Bung Karno berpidato di PBB pada 30 September 1960. "Sampai tanggal ini, sebetulnya lompatan Indonesia menuju dunia sudah barangkali yang kesepuluh. Rekor dunia diciptakan melalui Bung Karno," ujar Yudian dalam sambutannya. 

Baca juga : Ketua DPRD: Pilgub DKI 2024 Perintah Undang-Undang, Bukan Dimundurin

Ditegaskan, Bung Karno tidak hanya berhasil mempersatukan wilayahnya sendiri yang begitu luas dan tercabik-cabik. Namun selanjutnya malah mengguncang dunia. 

"Terlihat betapa Bung Karno mendunia bukan karangan, riil. Itu seperti mukjizat. Dengan situasi Indonesia yang sangat berat itu, beliau mampu melewati batas nasionalisme menuju dunia internasional," jelas Yudian. 

Peran Soekarno dalam mewujudkan perdamaian dunia juga disinggung MenPAN-RB Tjahjo Kumolo. Bung Karno adalah pemimpin besar yang cinta damai. Spirit perdamaian dari Proklamator RI ini tertuang dalam Pembukaan UUD 1945. 

Baca juga : KPK Tegaskan Bakal Lindungi Saksi Yang Dipolisikan Haji Isam

"Bung Karno telah menempatkan Indonesia dalam percaturan politik dunia," seru Tjahjo. 

Peran tersebut, lanjut dia, dapat dilacak dari jejak sejarah. Dimulai dengan KTT Asia Afrika pada 1955 di Bandung, lalu puncaknya di KTT Gerakan Non-Blok I di Beograd, Yugoslavia pada 1961. "Indonesia, melalui Bung Karno tidak henti-hentinya menyuarakan untuk mengurangi ketegangan antara dua blok besar dunia pada saat itu, yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet," tutur Tjahjo. 

Disimpulkan kemudian, arsip dalam konteks kebangsaan memiliki posisi sebagai endapan memori bangsa yang dapat dimanfaatkan untuk merangkai sejarah perjalanan bangsa. Sekaligus menjaga stabilitas keamanan dan politik, serta sarana pencarian identitas bangsa. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.