Dark/Light Mode

Stafsus BPIP: Pendidikan Pancasila Bisa Persempit Ruang Gerak Terorisme

Selasa, 12 Oktober 2021 23:03 WIB
Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Romo Antonius Benny Susetyo. (Foto: ist)
Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Romo Antonius Benny Susetyo. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Romo Antonius Benny Susetyo menegaskan, mata ajar pendidikan Ideologi Pancasila diyakini bisa persempit ruang gerak aksi terorisme.

Menurut dia, perlu ada upaya dari pemerintah, masyarakat, dunia usaha, tokoh pendidikan, tokoh agama, tokoh masyarakat, ormas dan lainnya untuk membentenginya ideologi negara. Pasalnya saat ini masih banyak ancaman terhadap ideologi negara.

Baca juga : Liburan Selesai, Persija Langsung Genjot Fisik Pemain

Menurut budayawan itu salah satunya adalah mempererat ideologi Pancasila dengan menerapkan kembali mata ajar Pancasila dari mulai dari Pendidilan Anak Usia Dini (PAUD), Pondok Pesantren sampai dengan Perguruan Tinggi.

"Pancasila dijadikan ideologi bagi semua masyarakat dan semua organisasi di Indonesia, di luar itu berarti mereka tidak berhak ke Indonesia", ucapnya saat menjadi narasumber di Rumah Kebudayaan Nusantara, Selasa (12/10).

Baca juga : BPIP Bumikan Pancasila Di Negeri Serambi Mekkah

Dirinya juga menyebut terorisme merupakan pembajak agama, sehingga semua agama tidak membenarkan dengan aksi terorisme yang ingin mengoyak ideologi Pancasila. Dirinya mendorong kepada seluruh masyarakat untuk tidak memberikan ruang kosong dan taksir yang berbeda, karena hal itu akan memberikan peluang eksistensi.

"Masyarakat juga harus lebih kritis dan selektif sehingga tidak diberikan peluang di ruang publik", jelasnya. "Terorisme isu global, isu kemanusiaan dan isu musuh agama dan semua negara itu sadar betul terorisme bisa menghancurkan peradaban dunia saat ini,” lanjutnya.

Baca juga : BPIP Mengukuhkan Duta Pancasila Paskibraka Babel

Menurutnya terorisme terjadi karena kepentingan politik pragmatis sesaat dan kerap kali karena orang membiarkan seolah-olah terorisme hanya bikinan. Padahal sebenarnya bahwa terorisme suatu cara yang membangun budaya kematian dan itu yang dipercaya.

Dirinya berharap 15 buku teks yang berisi tentang Ideologi Pancasila segera mendapatkan restu Presiden dan diaplikasikan di dunia pendidikan. Dirinya juga mendorong masyarakat untuk mendukungnua. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.