Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Cucu Bisa Jadi Adipati

Tak Ada Pola Tetap Dalam Suksesi Praja Mangkunegaran

Jumat, 5 November 2021 08:30 WIB
Cucu Mangkunegoro VIII, Kanjeng Raden Mas Haryo (KRMH) Roy Rahajasa Yamin. (Foto: Ist)
Cucu Mangkunegoro VIII, Kanjeng Raden Mas Haryo (KRMH) Roy Rahajasa Yamin. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sejarawan Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Doktor Susanto mengungkapkan, tidak ada pola tetap dalam sejarah suksesi di Praja Pura Mangkunegaran. Tak mesti putra yang jadi pengganti. Cucu, juga bisa.

"Kepemimpinan di Pura Mangkunegaran pendekatannya secara tradisional, namun juga situasional. Yang penting bagaimana kemampuannya sebagai leader. Serta memelihara hubungan gusti dengan kawula Mangkunegaran," ungkap Susanto dalam seminar bertema "Memetri Nilai-Nilai Mangkunegaran dalam Tantangan Masa Depan", di Fave Hotel, Manahan, Solo.

Saat ini, ada tiga kandidat yang berpeluang jadi penerus tahta Pura Mangkunegaran Mangkunegoro X. Ketiganya adalah Paundra Jiwa Suryanegara (putra Mangkunegoro IX dengan istri Sukmawati Soekarno) dan GPH Bhre Cakrahutomo (putra Mangkunegoro IX dengan Gusti Kanjeng Putri (GKP) Prisca Marina).

Sementara kandidat ketiga, cucu Mangkunegoro VIII, Kanjeng Raden Mas Haryo (KRMH) Roy Rahajasa Yamin. Roy, kerap diprediksi sebagai "jalan tengah" jika persaingan antara Paundra dan Bhre semakin keras. Toh sebelumnya ada tradisi, penerus Mangkunegara adalah cucu dari Mangkunegara sebelumnya.

Baca juga : Disayangkan, Bupati Tak Hadiri Acara Adat Dan Budaya Kerajaan Mempawah

Sejarawan Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. Dr. Suhartono Wiryopranoto yang juga menjadi pembicara dalam seminar itu menambahkan, masalah pergantian kepemimpinan selalu mengundang perhatian dan tanda tanya.

Mengutip pakar sejarah Sartono Kartodirdjo, pertanyaan yang kerap muncul adalah siapa penggantinya, dan apakah sesuai dengan cita-cita khalayak, yakni membawa kesejahteraan dan kedamaian masyarakat. Yang pasti, suksesi ini harus dilakukan secara fair alias adil. Serta, mengikuti tata cara yang berlaku.

"Seandainya ada penyimpangan dapat diselesaikan dengan musyawarah dengan menjunjung nilai-nilai luhur di lembaga itu," tuturnya.

Kalau tidak begitu, maka dampak negatif yang akan muncul. Yakni, perpecahan. Skala besarnya, bisa membahayakan persatuan bangsa.

Baca juga : Kapolri Tegaskan Sinergitas TNI-Polri Kunci Sukses Hadapi Berbagai Ancaman

"Sering pula terjadi penyimpangan dalam pergantian kepemimpinan ini sehingga menimbulkan prahara, ontran-ontran (kehebohan atau keonaran), konflik antara pihak calon pengganti," beber Suhartono.

Malah, tambahnya, sering terjadi pengerahan masa yang mendukung calonnya masing-masing. Sehingga terjadi clash, kekerasan fisik, konflik terpendam, persaingan keluarga, hingga jothakan, alias tidak saling bertegur sapa.

Dia berharap, pergantian tahta di Istana Mangkunegaran ini tidak lepas dari nilai-nilai luhur yang telah dilakukan sejak pergantian Mangkunegaran I hingga Mangkunegaran VIII.

Diingatkan Suhartono aspek kultural lebih mengena ketimbang politik. Tujuan jangka pendeknya, agar tidak terjadi masalah. Sementara tujuan jangka panjangnya, agar Himpunan Kawula Muda Mangkunegaran (HKMM) tetap berpegang teguh pada nilai luhur di era digital.

Baca juga : Panglima TNI Hadi Terima Tanda Penghormatan Dari Australia

"Karena era digital ini, di satu sisi mempunyai daya destruktif luar biasa, paling labil, mampu menggoyahkan sendi-sendi dan melunturkan nilai luhur (highvalue), kearifan lokal (local wisdom), dan karakter bangsa (nation character)," wanti-wantinya.

Sementara sejarawan dari UNS Solo Tunjung W Sutirta dan Pengamat Budaya Jawa Raden Surojo mengatakan, KRMH Roy Rahajasa Yamin bisa saja tampil sebagai jalan tengah.

Apalagi, dalam riwayat sejarah suksesi Pura Mangkunegaran, hal ini pernah terjadi. Yakni, saat Mangkunegoro I menunjuk cucunya sebagai calon penerus tahta Pura Mangkunegaran sebelum ia turun tahta.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.