Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS

RM.id Rakyat Merdeka - Ketua Umum Forum Satu Bangsa Hery Haryanto Azumi, mengapresiasi seruan Wakil Presiden KH. Ma’ruf Amin agar Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) mengedepankan musyawarah dalam pengambilan keputusan.
Seruan ini kembali menyadarkan bahwa NU bukan organisasi biasa, tetapi organisasi ulama yang diharapkan menjadi tauladan bagi publik.
"Ini juga menepis keraguan sebagian kalangan bahwa Pemerintah terlibat secara aktif dalam memenangkan calon kandidat tertentu, sekaligus menunjukkan tekad agar NU tetap utuh apapun hasil Muktamar NU Desember nanti," tegas Hery dalam keterangannya, Sabtu (13/11).
Berita Terkait : Ketum PSSI Targetkan Skuad Garuda Jadi Pemenang Piala AFF 2020
Kader muda NU yang akrab disapa Mas Hery ini menyatakan, NU yang utuh sangat penting bagi bangsa ini. Tidak dipungkiri, keberadaan NU telah meletakkan landasan paling penting bagi model berbangsa dan bernegara yang mengedepankan konsensus dalam keberagaman.
Para tokoh NU bersama tokoh-tokoh lain telah berhasil menjadikan musyawarah sebagai model penyelesaian ketegangan pada awal-awal Republik Indonesia berdiri, alih-alih pertimbangan mayoritas-minoritas, dalam menentukan apakah Indonesia akan menjadi Negara Agama atau Negara Nasional. Sekalipun Islam adalah agama mayoritas, tetapi Indonesia tidak menjadi Negara Islam.
Sebelumnya, Ketua Umum PBNU Prof. KH. Said Aqil Siroj meminta agar pemerintah bersikap netral dalam Muktamar NU di Lampung ini. Pernyataan tersebut disampaikan di sela-sela silaturrahim PBNU dengan Transmedia, Kamis (11/11).
Berita Terkait : Tambang Liar Marak, DPR Dorong Pemerintah Bentuk Ditjen Gakkum
Pernyataan ini, dalam pandangan mantan Ketua Umum PMII ini, selaras dengan ajakan musyawarah dari Wakil Presiden KH. Ma’ruf Amin yang juga mantan Rais 'Aam PBNU ini.
"Sebenarnya, Kiai Said dan Kiai Maruf sama-sama mengajak agar para muktamirin kembali kepada model bermusyawarah untuk mufakat yang merupakan gaya berorganisasi yang khas sedari awal berdirinya NU," jelas Hery.
Banyak pihak memang mengkhawatirkan ketegangan rivalitas antara para calon kandidat pimpinan NU berdampak terhadap keutuhan NU.
Berita Terkait : Tekan Impor Obat, Pemerintah Fokus Kembangkan Fitofarmaka
"Selama musyawarah menjadi cara pengambilan keputusan tertinggi, independensi dan keutuhan NU tidak perlu dikhawatirkan. Karena ulama pasti lebih jernih dalam melihat kemaslahatan publik," pungkas mantan Wakil Sekjen PBNU ini. [FAQ]
Tags :
Berita Lainnya