Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Lik Woto Gadungan

Selasa, 2 Juli 2019 07:33 WIB
Ngopi - Lik Woto Gadungan
Catatan :
DAUD FADILLAH

RM.id  Rakyat Merdeka - HP Nokia kecil punya ibu mertua saya berdering nyaring. Deringnya khas. Ia bergegas mengangkat telepon. Tapi, tidak jelas siapa lawan bicaranya itu. Yang jelas, orang itu memakai Bahasa Indonesia.

Sebab, ibu yang kami panggil dengan sebutan Emak ini, membalasnya dengan Bahasa Indonesia. Bukan memakai Bahasa Jawa, seperti Emak biasa berkomunikasi dengan saudara-saudarinya. Emak kemudian terdengar menebak-nebak siapa yang meneleponnya itu, “Ini Woto, ya.”

Woto adalah adik ipar mertua saya. Atau, pak lik-nya (pamannya) istri saya. Tebakan itu, sepertinya menjadi pintu masuk bagi lawan bicara Emak untuk berkomunikasi. Beberapa waktu kemudian, Emak meminta istri saya untuk berbicara dengan orang yang mengaku bernama Woto itu. 

Baca juga : Turunkan Ketegangan

Emak meminta Istri saya mencatat nomor rekening yang disebutkan orang itu. Menurut Emak, dalam percakapan via telepon itu, Woto bercerita baru saja buang air kecil di toilet sebuah pom bensin. Tapi, tasnya yang berisi uang Rp 5 juta tertinggal. Tas itu ditemukan seseorang dan dikembali kan kepada Woto.

Tapi, saat Woto memberikan uang cash Rp 1 juta sebagai ucapan terima kasih, orang itu menolak. Orang itu minta ditransfer Rp 200 ribu saja. Sekadar untuk beli pulsa. Lantaran itu, Woto meminta mertua saya untuk mentransfer ke rekening orang itu, sebab tak ada ATM di sekitarnya.

Karena tidak mengerti bagaimana cara mentransfer uang, Emak meminta istri saya untuk melakukannya. Tentu saja, istri saya menolak, karena sadar ini penipuan. “Aneh, dikasih Rp 1 juta cash menolak, malah minta ditransfer cuma Rp 200 ribu,” ucap istri saya kepada ibunya. Tapi, Emak tetap ngotot agar istri saya mentransfer uang terima kasih itu.

Baca juga : Utak-Atik Warung Kopi

Tinimbang istri saya dan ibunya ribut, saya bergegas menelepon Lik Woto untuk bertanya, apakah betul ia sempat kehilangan Rp 5 juta di pom bensin. “Saya lagi men-training karyawan baru di kantor, tidak sedang di pom bensin, tidak kehilangan Rp 5 juta. Saya baik- baik saja,” ucap Lik Woto.

Setelah itu, barulah Emak percaya bahwa orang yang meneleponnya tadi, adalah Woto gadungan, penipu. Orang ini hampir berhasil menipu karena mertua saya mau disuruh menebak-nebak siapa lawan bicara nya di telepon itu. Emak pun tak lagi menyuruh istri saya mentransfer uang itu. Hingga akhirnya, Woto gadungan itu menelepon kembali.

Mungkin, dia sudah tidak sabar menunggu transferan. Kali ini, saya yang mengangkat telepon. “Iki Lik Woto sing ndi,” kata saya dengan bahasa Jawa pas-pasan, karena saya orang Betawi. Arti pertanyaan saya kira-kira begini, ini Paman Woto yang mana. Alih-alih menjawab pertanyaan saya, orang itu memati kan teleponnya. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :