Dark/Light Mode

Masa, Bikin Mobil-mobilan Aja Orang Kita Nggak Bisa?

Minggu, 30 Juni 2019 00:30 WIB
Ngopi - Masa, Bikin Mobil-mobilan Aja Orang Kita Nggak Bisa?
Catatan :
UJANG SUNDA

RM.id  Rakyat Merdeka - Saya termasuk suami yang suka ikut berbelanja bareng istri. Mulai dari belanja untuk kebutuhan sehari-hari, perabot rumah tangga, pakaian, sampai barang-barang elektronik. Sesekali, bahkan saya yang lebih sibuk dan lebih bawel dalam memilih barang.

Saat belanja, saya sering melihat-lihat, dari negara mana barang-barang yang dijual tersebut. Apa buatan Indonesia atau buatan luar? Begini-begini, saya agak fanatik dengan barang buatan Indonesia. Kalau ada yang buatan Indonesia, saya akan lebih mengutamakannya. Meski kadang-kadang agak sulit juga dalam mencarinya. Mungkin semua juga sudah mafhum, barang-barang yang ada di pasar-pasar, didominasi produk impor. Mulai dari barang kecil seperti tusuk gigi, sampai barang besar seperti alat-alat konstruksi. Mulai dari barang sederhana seperti gunting kuku, sampai benda berteknologi canggih seperti laptop dan komputer.

Baca juga : Tissa Biani Ajak Main Bayi Yang Nangis

Suatu waktu, saya bersama istri dan anak-anak berbelanja di ritel modern yang menjual perlengkapan rumah tangga dan perkakas. Itu, ritel yang letak tokonya sering bersampingan. Yang satu biru, yang satu merah. Seperti biasa, saya pun mengecek negara asal barang yang dijual di ritel itu. Ternyata, di sana, hampir semua barang impor. Mulai dari sapu, lap pel, bohlam, sampai meja dan kursi. Dalam hati yang bilang, “kok nggak jual barang buatan lokal sih?” Saya mengajak istri untuk pindah ke toko lain saja.

Kondisi serupa juga terlihat di toko alat-alat listrik dan air, yang ada di dekat rumah kami. Saat itu, saya mau membeli shower. Di sana, ada beberapa jenis yang dijual. Saya tanya ke pemilik toko, ada yang buatan Indonesia. Dia menggeleng. Kenapa?

Baca juga : Masuk Kerja, Basuki Salam-salaman Dengan Ribuan Pegawai PUPR

“Kalau dibuat di sini, biaya lebih mahal. Bahan-bahannya malah, karyawannya juga mahal. Jadi, mending beli dari luar aja,” jelas pemilik toko itu. Kali ini, saya pun “pasrah”. Akhirnya, saya beli satu shower impor tersebut. Karena tidak ada lagi dan lagi butuh banget.

Kebiasaan saya tanya-tanya dan lihat-lihat mengenai negara pembuat barang tersebut saya coba tularkan ke anak sulung saya, yang sekarang berusia 8 tahun. Suatu ketika, dia ingin membeli mobil-mobilan saat kami berbelanja ke pasar swalayan. Saya bilang ke dia, “cari yang buatan Indonesia!” 

Baca juga : 3 Tewas, 2 Hilang Akibat Ambruknya Terowongan Kereta Bawah China

Dia kemudian sibuk mencari. Tapi, memang agak sulit. Sebab, mayoritas mainan yang dijual di swalayan, juga di pasar tradisional, didominasi barang impor. Paling banyak dari China. Setahu saja, cuma ada dua merek lokal. Yang pabriknya ada di Tangerang. Namun, jenis mainannya belum banyak.

Karena tidak dapat yang buatan Indonesia, dia pun pasrah. Sambil sedikit protes, dia menghampiri saya. “Masa, bikin mobil-mobilan aja orang kita nggak bisa ya, Yah?” kaluhnya.
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.