Dark/Light Mode

Si Rame Doyan Sisa Sayuran

Selasa, 20 Agustus 2019 05:51 WIB
Ngopi - Si Rame Doyan Sisa Sayuran
Catatan :
DAUD FADILLAH

RM.id  Rakyat Merdeka - Lewat Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, iseng-iseng saya mampir ke kios pedagang ikan konsumsi air tawar. Pilihan saya jatuh pada ikan gurame hidup yang kelihatannya segar-segar. Harganya, sekilo 50 ribu.

Kepada sang pedagang, saya minta yang sekilo isinya dua ikan, tapi jangan dimatikan. Sebab, gurame ini bukan untuk dimakan. Melainkan, untuk menemani saya bikin tulisan.

Sang pedagang lantas membungkus dua ikan tersebut ke sebuah kantong plastik besar, dan meniupkan oksigen dari sebuah tabung ke dalamnya.

Singkat cerita, dua gurame itu akhirnya tiba di rumah. Lalu, saya masukkan ke sebuah akuarium. Akuarium ini, sebelumnya sempat menjadi barang tak berguna, nyaris menjadi sampah, karena dionggokkan begitu saja di belakang rumah saudara saya.

Hingga akhirnya, diberikan kepada saya. Termasuk pompa bekas untuk sirkulasi airnya. Pompa ini untuk mendorong kotoran ikan dan sisa makanan ke dalam filter atau penyaring, supaya airnya tetap jernih meski akuarium jarang dikuras. Ukuran akuarium ini, 88 Cm x 41 Cm x 51 Cm.

Baca juga : Prabowo dan Mega Sejalan Tak Searah

Bagi orang awam seperti saya, rasanya akuarium bekas ini cukup besar untuk sekadar memelihara 2 ekor gurame yang berat totalnya satu kilogram.

Tapi sayang, sehari kemudian, gurame yang lebih kecil mati setelah kerap dihajar gurame yang lebih besar.

Persoalan lainnya, gurame yang bertahan hidup pun, makannya tak berselera saat diberi pelet, makanan ikan.

Kasihan juga gurame yang saya beri nama Rame ini, sebab dua hari tak berselera makan. Bingung karena si Rame makannya ogah-ogahan, saya curhat kepada Mamang, tukang ikan konsumsi air tawar langganan istri saya di Pasar Kedip, pasar tradisional kecil dekat rumah di Kebayoran Lama Selatan.

“Kalau bini Abang masak sayur bayam atau kangkung, sampahnya jang an dibuang, kasih ke guramenya,” saran Mamang.

Baca juga : Sah, Roger dan Cut Meyriska Menikah di Medan

Kebetulan, hari itu istri saya masak sayur bayam. Sayur yang dimasak, dipilih yang bagus-bagus saja. Daun yang sudah jelek, dibuang. Tapi, kali ini, daun yang jelek-jelek itu, saya berikan kepada Rame.

Benar saja, Rame memakan sisa sayur bayam yang biasanya ikut memenuhi tong sampah kami. Makannya pun lahap. Keesokan harinya, istri saya giliran memasak sayur kangkung.

Seperti biasa, yang dimasak hanya yang bagus- bagus saja. Bagian yang tidak bagus, dibuang. Tapi, sebelum masuk tong sampah, sisa sayur itu saya ambil untuk makanan si Rame.

Saran Mamang tepat, si Rame juga doyan kangkung. Makannya tampak berselera. Sekitar satu bulan sudah Rame tinggal di akuarium. Sekarang, jika melihat saya membawa sampah sayuran, Rame mendekat.

Ekornya geal-geol. Lucu. Sepertinya, dia sudah hapal, apa yang saya bawa adalah makanan lezat untuknya. Padahal, sayuran sisa itu biasanya cuma memenuhi tempat sampah. Tapi sekarang bermanfaat, menjadi hidangan yang nikmat bagi Rame.

Baca juga : BUMN Tunjuk Lagi Bachder Djohan Jadi Bos Sucofindo

Selain si Rame, hewan lain yang berjasa mengurangi sampah di rumah kami adalah kucing. Tapi, bukan kucing yang saya pelihara secara khusus. Melainkan, yang sekadar melintas di dekat rumah.

Biasanya, yang saya berikan kepada kucing adalah sisa ikan dan kulit udang. Sebab, jika dimasukkan ke tempat sampah, sisa ikan dan kulit udang baunya minta ampun. Jadi, lebih baik dimakan kucing. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.