Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Youtube Bukan Toxic

Sabtu, 24 Agustus 2019 01:16 WIB
Ngopi - Youtube Bukan Toxic
Catatan :
Redaktur

RM.id  Rakyat Merdeka - Youtube is not toxic. Youtube bukanlah racun. Itu kata seorang youtuber perempuan asal Jakarta pemilik 2,8 juta subscriber, Ria SW. Saya jadi salah satu orang yang mengikuti vlog-nya yang gemar mereview makanan, khususnya “street food”alias jajanan pinggir jalan.

Terakhir nonton youtube-nya, dia bilang: “Youtube tuh bukan toxic. Tergantung kontennya. Jadi, jangan salahin wadahnya. Makanya, harus pinter-pinter pilih konten untuk ditonton.”

Di era digital ini, siapa sih yang nggak pernah buka konten-konten di Youtube. Lebih menarik ketimbang acara di stasiun televisi, yang begitu-begitu aja. Ada konten soal jalan-jalan, makanan, mendekor rumah, sampai cara masak, apa pun ada, tinggal di klik. Kalau lagi malas keluar rumah, malas nge-mall, malas jalan-jalan, berselancar di dunia maya jadi salah satu aktivitas yang menyenangkan.

Baca juga : Kutukan Ayam

Saya jadi teringat waktu ada penugasan dari kantor untuk meliput pariwisata di Myanmar. Yang diundang bukan hanya jurnalis, tapi juga blogger dan vlogger. Sehari-hari, saya kerja cuma ngandelin ponsel. Jauh beda banget sama blogger dan vlogger. Peralatan tempurnya lebih komplet, lebih mahal, bawaan kopernya lebih lebih ketimbang jurnalist yang maunya ringkes aja.
Minder? Iya juga. Kamera mereka profesional. Drone pun tersedia. Penampilan? Stylist abis. Diperlakukan berbeda? Absolutely, yes. Kadang, si penyelenggara membedakan jenis kegiatan untuk jurnalis dan blogger. 

Misalnya, waktu mengunjungi salah satu kota di Myanmar, yang dikenal dengan sebutan Kota Seribu Candi, Bagan. Para blogger ini disiapkan kuda sebagai transportasinya menuju lokasi candi. Sementara para jurnalis cukup naik bis aja. 

Hasilnya, dari foto-foto yang di-upload di media sosial, baik itu Facebook ataupun Instagram, ciamik banget. Bikin iri. Di beranda medsos mereka, tampak tengah menunggangi kuda di tengah padang gersang, berpasir dan berdebu, dengan latar belakang candi-candi dan puluhan balon udara yang terbang di sekitar. Beda banget sama hasil foto wartawan. Objek foto itu nggak boleh foto diri sendiri alias selfie. Hehehe... Terbiasa mencari objek foto dengan angle khusus. 

Baca juga : Mitsubishi Luncurkan New Triton

Meskipun saya harus akui, perbedaan “perlakuan” ini memang disesuaikan dengan kebutuhan. Sebab, dengan hasil foto yang instagramable ini bisa membuat orang-orang yang melihatnya jadi ter-influences, tertarik, sampai akhirnya bela-belain keluar duit buat berkunjung ke negara itu untuk ngerasain momen yang sama.

Tapi, kita jangan melulu iri dan bersikap negatif. Justru, dengan melihat cara kerja mereka yang lebih playfull but serious, kita bisa belajar banyak. Setiap hari mereka harus memikirkan ide untuk mengisi konten media sosialnya. Syukur-syukur ide positif yang membawa pengaruh baik buat yang nonton. Nggak gampang loh. 

Dari dulu, setiap kali ada kesempatan bepergian ke kota atau negara yang belum pernah dikunjungi, saya sering ambil videonya, nggak cuma foto aja. Tapi, untuk mengubah itu menjadi hal menarik, butuh effort lebih, harus nyempetin waktu buat ngedit. Itu yang masih gagal saya lakukan. 

Baca juga : Youtube Dan Jurusan Meme

Dan belum lama ini, bos-bos di kantor juga mulai menggerakkan reporternya untuk mulai aktif memvideokan setiap liputan-liputan atau wawancara yang dilakukan. Begini pesannya, “Mengubah dari merekam (suara) jadi video (padahal tinggal menegakkan posisi ponsel dari tidur jadi tegak depan narsum) aja susah yaaaa.... Ayo, dimulai yuk! Belum ada kata terlambat”. Siap Bu.

Oleh: Irma Yulia, Wartawan Rakyat Merdeka

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.