Dark/Light Mode

Korek Kantong Turis

Rabu, 5 Desember 2018 08:12 WIB
Ngopi - Korek Kantong Turis
Catatan :
SARIF HIDAYAT

RM.id  Rakyat Merdeka - Pada akhir pekan lalu, saya bersama beberapa wartawan travel dari Jakarta menginjakan kaki di Labuan Bajo, Manggarai Barat di Nusa Tenggara Timur (NTT), salah satu destinasi wisata yang sedang dikembangkan pemerintah. Sebab Labuan Bajo punya daya pikat besar buat nyedot  isatawan.

Di sana ada Pulau Komodo, satu-satunya pulau di dunia dihuni hewan purbakala. Langka dan menarik. Tidak itu saja, Labuan Bajo dikaruniai keindahan alam bikin decak kagum. Salah satu yang popular, pantai dengan pasir berwarna merah jambu atau dikenal pink beach. Hampir semua destinasi di sana Instagramable (bagus buat jeprat-jepret). Buat yang doyan selfie, pasti ngebet mau ke sana.

Baca juga : Ayo Potong Birokrasi

Saya bersama wartawan lain tidak ragu sedikit pun Labuan Bajo bisa menjadi destinasi memukau seperti Bali. Pertanyaaannya kapan? Kami terlibat diskusi panjang. Pandangan kami yang sama: yang pasti butuh waktu. Banyak infrastruktur yang harus dibenahi dan dipoles agar nyaman.Buat wisatawan. Paling kasat mata, pelabuhan buat nelayan menyandarkan kapal dengan kapal wisatawan masih bercampur jadi satu. Trotoar di pusat turis juga terlihat masih berantakan. Belum nyaman.

Pemerintah saat ini sedang mengurai masalah itu. Infrastruktur digenjot. Dan sekali lagi itu semua butuh waktu. Alih-alih sedang berbenah, ada kebijakan mengagetkan turis. Pemerintah NTT mau memungut 500 dolar buat turis asing yang berkunjung ke Taman Nasional Komodo. Untuk Wisatawan lokal dipatok 100 dolar. Dasar pertimbangan: negara lain yang punya destinasi keajaiban dunia juga mengenakan pungutan besar.

Baca juga : Politik Hantu

Denger soal itu, kami kok ikut dag-dig-dug. Bukan kebijakannya, tapi waktu pelaksanaannya. Menggelayut pertanyaan di kepala, apakah sudah tepat diterapkan sekarang dengan kondisi Labuan Bajo yang masih begitu? Saat ini, tidak dikenai punggutan sebesar itu saja, biaya liburan ke sana masih jauh lebih mahal daripada ke Bali.

Kami kepikiran nasib masyarakat di sana, terutama nelayan dan pelaku UMKM yang baru saja mulai menikmati dampak pengembangan Labuan ajo. Mereka tentu sangat berharap Pemerintah NTT ekstra hati-hati sebelum menelurkan kebijakan picu polemik itu. Ibarat bunga, Labuan Bajo baru mau mekar. Kami khawatir, Labuan Bajo layu sebelum berkembang.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :