Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Jualan Online Makin Sulit

Sabtu, 31 Agustus 2019 10:00 WIB
Ngopi - Jualan Online Makin Sulit
Catatan :
Redaktur

RM.id  Rakyat Merdeka - "Jualan online sekarang nggak segampang dulu, cuy." Keluhan itu diucapkan Rio, sepupu saya, pemuda 32 tahun asli Pariaman, Sumatera Barat.

Dia sudah 10 tahun terakhir berjualan perlengkapan ikan hias di Pasar Burung Jatinegara, Jakarta Timur.

Dalam 3 tahun terakhir, atau sejak jual beli online booming di Indonesia, pria yang akrab disapa Ojoy itu mulai beralih dari jual beli konvensional di toko, menjadi jual beli melalui market place, media sosial maupun forum jual beli di internet.

Namun, setahun terakhir, omsetnya terus menurun, bukannya meningkat. Kondisi ini bertolak belakang dengan data Asosiasi Ecommerce Indonesia (IDEa), bisnis online di Indonesia terus mengalami pertumbuhan sangat pesat.

Baca juga : Mahathir Omelin Zakir Naik

IDEa menyebut, pasar ecommerce di Indonesia diperkirakan akan meningkat di 2020. Bahkan, nilainya bisa menembus 130 miliar dolar AS, atau setara Rp 1.737,1 triliun.

Bagi PMKM (pedagang modal kecil dan menengah) seperti Ojoy, berkembangnya bisnis daring di Indonesia jadi buah simalakama.

Seiring berjalannya waktu, agen-agen besar yang biasanya memasok barang bagi pedagang kecil seperti dirinya, malah ikut menjajakan dagangannya di toko online.

Karuan, aksi bisnis agen besar ini malah mematikan usaha pedagang kecil. Karena barang yang biasanya dijual ke pedagang kecil, kini dijajakan ke pasar online dengan harga yang sama.

Baca juga : Bawa Tempat Makan

“Sudah sulit ambil untung besar sekarang. agen jual di online sama seperti jual ke pedangang seperti kita. Dapat untung Rp 10 ribu per barang saja sudah bagus,” keluh Ojoy.

Ia menerangkan, agen besar biasanya beli barang perlengkapan ikan hias langsung ke pabrik atau impor langsung dari China, tentunya dengan modal yang tidak sedikit.

Sementara, PMKM hanya sanggup beli barang di agen saja. Kondisi ini makin dikhawatirkan pedagang seperti Ojoy.

Karena, lambat laun, seiring persaingan harga di pasar online yang kian ketat, pedagang kecil bakal kesulitan mendapat untung dalam bisnis ini.

Baca juga : Jaringan Telkomsel Mulai Berangsur Pulih

Agen besar pasti lebih pilih langsung menjajakan barangnya melalui online, tanpa memikirkan nasib PMKM.

Ojoy juga bercerita, kendala lain yang dihadapi pedagang kecil di bisnis online saat ini, hampir semua market place ternama memberlakukan toko berbayar.

Jika sebelumnya, berjualan di market place tidak dikenakan biaya, kini pedagang akan dikenakan tarif bervariasi, ada yang dikenakan harian, mingguan atau bulananan. Tarifnya mulai dari Rp 100 ribu sampai Rp 300 ribu per toko per masa pasang. [NOVALLIANDY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.