Dark/Light Mode
Redaktur
Sebelumnya
Saya melihat, Peter Boris, anakku, sedang girangnya hendak merasakan bagaimana sih bersekolah itu? Bertemu teman-teman baru, guru-guru dan lingkungan baru. Mungkin di pikirannya, so exited.
Tapi apalah daya, situasi belum memungkinkan. Saya memang sering memikirkan hubunga atau relasi sosial anak-anak murid di kala pandemi begini. Ada ruang-ruang kosong yang tidak mampu diisi dengan baik jikalau belajar hanya lewat zoom.
Baca juga : Diskriminasi Sepeda
“Emang sampe kapan selesainya Corona, Pak?” tanya Peter Boris ke saya. Waduh, saya pun tak bisa menjelaskan kepastiannya sampai kapan. Mungkin, dia sudah kepingin seperti abangnya dulu di awal-awal bersekolah. Sejak pagi sudah sibuk. Memakai seragam sekolah, dan diantar dan dijemput ke sekolah.
Abangnya, Moses, kini sudah memasuki kelas 4 SD. Dulu, Peter Boris juga sering saya bawa mengantarkan abangnya ke sekolah. Dia melihat, banyak orang. Anak-anak sekolah, saling bertegur sapa.
Baca juga : Belajar Bikin Kolam Ikan
Demikian pula, ketika jam pulang sekolah, Ibunya membawa Peter Boris menjemput Moses di sekolahnya. Terkadang sembari menunggu jam pelajaran berakhir, mereka duduk di kantin atau di sekitar tempat menunggu anak, bersama orang tua murid lainnya.
Saling mengobrol dan saling berkenalan. Atau mungkin ada sesuatu yang baru yang bisa disaksikannya setiap hari, yang belum pernah dilihatnya.
Baca juga : Lapangan Bola Penuh Di Tengah Malam
Saya juga berharap, badai pandemi Corona ini segera berlalu. Kami, terutama anak-anakku sudah penat dan was-was setiap hari dengan pandemi ini. Sangat menyiksa. [Jhon Roy P Siregar/Wartawan Rakyat Merdeka]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
