Dark/Light Mode

Ekonomi Belum Pulih Banget, Senayan Minta Kebijakan Kenaikan Cukai Kudu Hati-Hati

Rabu, 17 November 2021 16:44 WIB
Wakil Ketua Komisi XI DPR Fathan Subchi. (Foto: Ist)
Wakil Ketua Komisi XI DPR Fathan Subchi. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Ketua Komisi XI DPR Fathan Subchi meminta pemerintah berhati-hati dalam menerapkan cukai rokok. Pemerintah, disarankan menimbang secara arif, agar kebijakan yang diambil itu tidak memperburuk situasi perekonomian yang saat ini belum benar-benar pulih akibat dampak dari pandemi Covid-19.

Dia menuturkan, mewakili masyarakat, DPR telah mendengarkan banyak aspirasi, dan terbuka menerima masukan. Hasilnya, banyak yang khawatir, kenaikan tarif cukai hasil tembakau (CHT) menimbulkan dampak ganda terhadap menurunnya produksi tembakau hingga pengurangan tenaga kerja.

Baca juga : Ekonomi Pulih, Penerimaan Negara Naik Lagi

"Kita semua paham industri hasil tembakau (IHT) merupakan industri padat karya yang jadi salah satu penggerak perekonomian Indonesia. Jadi, jika keputusan mengenai cukai tidak tepat, praktis ekonomi terganggu dan berpotensi mengganggu pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19," ujarnya, di Jakarta, Rabu (17/11).

Ia berharap, demi pemulihan ekonomi nasional, pemerintah sebisa mungkin tidak membuat kebijakan yang memberatkan. Justru, seharusnya memberikan perlindungan kepada industri padat karya seperti Sigaret Kretek Tangan (SKT) untuk tetap bisa bertahan demi perlindungan tenaga kerja. Hal ini dapat dilakukan dengan cara tidak menaikkan tarif cukai SKT pada 2022.

Baca juga : Jangan Sembarangan Minum Air Dalam Kemasan, Perhatikan Beberapa Hal Ini

"Jangan hanya memikirkan aspek kesehatan, namun juga aspek penerimaan negara, ketenagakerjaan hingga peredaran rokok ilegal," tegasnya.

Sekjen Serikat Buruh Muslim Indonesia (Sarbumusi) Kudus, Jawa Tengah Badaruddin menegaskan, jika kenaikan cukai terjadi, pabrikan akan melakukan sejumlah penyesuaian sehingga dapat memperburuk nasib buruh.

Baca juga : Banggar Minta Pemerintah Pikir Ulang Kenaikan Cukai Tembakau

"Pabrikan akan mengencangkan ikat pinggang. Mulai dari pengurangan bahan baku dan yang pasti pengurangan tenaga kerja. Pabrikan akan mengkalkukasi pengeluaran, dan jelas pengeluaran dari sisi karyawan salah satunya," tuturnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.