Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Bamsoet Optimistis Rosan Mampu Tingkatkan Hubungan Diplomatik RI-AS
Senin, 22 November 2021 20:08 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Ketua MPR Bambang Soesatyo meyakini, di bawah kepemimpinan Duta Besar Rosan P Roeslani, KBRI di Washington, dapat bergerak cepat dalam meningkatkan hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Amerika Serikat (AS). Latar belakang Rosan sebagai pengusaha juga memberikan nilai lebih agar KBRI di Washington bisa menarik sebanyak mungkin investor dari AS untuk berinvestasi di Indonesia.
"Dalam mempromosikan Indonesia sebagai destinasi investasi bagi Amerika Serikat, Duta Besar Rosan Roeslani bisa memanfaatkan forum US Chamber of Commerce dan US-ASEAN Business Council, yang di dalamnya berisi ratusan pengusaha Amerika Serikat. Beberapa sektor yang bisa ditawarkan antara lain perdagangan dua arah, konektivitas digital, kesehatan, hingga pengembangan SDM," ujar Bamsoet, sapaan akrab Bambang, di Jakarta, Senin (22/11).
Ketua DPR ke-20 ini menjelaskan, peran ekonomi digital akan semakin besar dalam pembangunan ekonomi di Indonesia, kawasan dan dunia. Pertumbuhan sektor ekonomi digital di Indonesia telah mencapai di atas 40 persen per tahun. Dengan berinvestasi di sektor ekonomi digital Indonesia, menjadi pintu masuk bagi AS untuk membuka akses yang lebih besar lagi ke pasar ekonomi digital ASEAN yang saat ini bernilai lebih dari 100 miliar dolar AS (setara Rp 1.400 triliun).
Baca juga : Bamsoet, Luhut, Ical, Hingga Sean Hadiri Superbike Di Mandalika
Pada November 2020, lanjut Bamsoet, pemerintah Indonesia dan AS telah menandatangani Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) mengenai pendanaan infrastruktur dan perdagangan senilai 750 juta dolar AS (setara Rp 10 triliun). Juga penandatanganan Letter of Interest (LoI) dari United States International Development Finance Corporation (DFC) yang akan menginvestasikan 2 miliar dolar AS (setara Rp 28,3 triliun) untuk Sovereign Wealth Fund/SWF (Lembaga Pengelola Investasi di Indonesia).
“Kedua perjanjian tersebut ditandatangani di akhir periode pemerintahan Presiden Donald Trump. KBRI Washington perlu mengawal jangan sampai ada perubahan di masa pemerintahan Presiden Joe Biden," jelas Bamsoet.
Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Keamanan dan Pertahanan Kadin Indonesia ini menerangkan, KBRI Washington juga bisa memuluskan kembali rencana pemerintah Indonesia menarik Elon Musk berinvestasi di Indonesia. Tidak hanya pada sektor pengembangan kendaraan listrik Tesla, melainkan juga menjadikan Indonesia sebagai lokasi launching pad (landasan peluncuran roket) Space X.
Baca juga : Menteri Basuki Rampungkan Jalan Tol Hingga Rusun Di Banten
"Pasca pembicaraan via telepon antara Presiden Joko Widodo dengan Elon Musk pada Desember 2020 lalu, Elon Musk sempat menyatakan ketertarikannya berinvestasi di Indonesia. Namun realisasinya hingga kini masih terkendala beberapa hal. KBRI Washington harus bisa menjadi problem solver," terang Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menerangkan, pengembagan industri baterai untuk kendaraan listrik sangat menjanjikan. Mengingat Indonesia mempunyai sumber daya nikel dan kobalt yang besar. Bahkan, sejak 2018, Indonesia telah diakui sebagai raja nikel dunia karena menguasai 21 miliar ton atau sekitar 30 persen cadangan dan sumberdaya nikel dunia. Indonesia juga memiliki kekayaan material komponen penting untuk industri baterai selain nikel. Antara lain 1,2 miliar ton aluminium, 51 miliar ton tembaga, dan 43 miliar ton mangan.
Sebagai salah satu bentuk keseriusan pemerintah dalam mengembangkan kendaraan listrik, lanjut Bamsoet, Presiden Jokowi telah mengeluarkan Perpres Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan.
Baca juga : Dana Otsus Naik, KSP Minta Tolong Jangan Dikorupsi
“Indonesia juga sudah mendirikan Indonesia Battery Corporation (IBC). Sebuah holding yang dibentuk oleh empat BUMN, yaitu PT Indonesia Asahan Aluminium, PT Aneka Tambang Tbk, PT Pertamina, dan PT PLN, untuk mengelola industri baterai terintegrasi dari hulu sampai ke hilir di Tanah Air," pungkas Bamsoet. [USU]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya