Dark/Light Mode

UMKM Jadi Tulang Punggung

Bamsoet Tegaskan, Sistem Ekonomi Indonesia Adalah Ekonomi Pancasila

Kamis, 9 Desember 2021 15:20 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (berbatik) dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR dan Pengukuhan Pengurus Pusat dan Pengurus Cabang Koperasi UMKM Indonesia (KOMINDO) Sejahtera, di Gedung MPR, Jakarta, Kamis (9/12). (Foto: Dok. MPR)
Ketua MPR Bambang Soesatyo (berbatik) dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR dan Pengukuhan Pengurus Pusat dan Pengurus Cabang Koperasi UMKM Indonesia (KOMINDO) Sejahtera, di Gedung MPR, Jakarta, Kamis (9/12). (Foto: Dok. MPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR Bambang Soesatyo menegaskan, sistem perekonomian nasional secara yuridis konstitusional telah diatur secara tegas dalam Pasal 33 UUD 1945, sebagai perwujudan dari sila kelima Pancasila. Para pendiri bangsa secara tegas merumuskan, bahwa sistem perekonomian nasional bukanlah sistem ekonomi sosialis, yang negara menjadi dominan sebagai pelaku ekonomi. Bukan pula sistem ekonomi kapitalis, ketika individu dan pasar menjadi dominan menentukan perilaku ekonomi.

Sistem ekonomi bangsa Indonesia adalah ekonomi Pancasila, yakni pengelolaan ekonomi negara yang bersumber pada nilai-nilai Pancasila. Sistem ekonomi Pancasila bersumber pada nilai-nilai yang mengedepankan nilai nilai religiusitas, humanitas, nasionalitas, demokrasi dan keadilan sosial.

"MPR mempertegasnya melalui Ketetapan MPR Nomor 16/MPR/1998 tentang Politik Ekonomi dalam rangka Demokrasi Ekonomi. Ketetapan MPR tersebut menjadi arah kebijakan, strategi dan pelaksanaan pembangunan sistem perekonomian nasional yang kuat, dan lebih memberikan kesempatan, dukungan dan pengembangan ekonomi rakyat yang mencakup koperasi, serta usaha kecil dan menengah sebagai pilar utama pembangunan ekonomi nasional," ujar Bamsoet, sapaan akrab Bambang, dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR yang berujuk 'Ekonomi Pancasila Menjadi Solusi di Masa Pandemi', sekaligus Pengukuhan Pengurus Pusat dan Pengurus Cabang Koperasi UMKM Indonesia (KOMINDO) Sejahtera, di Gedung MPR, Jakarta, Kamis (9/12).

Baca juga : Menko Airlangga: Pengembangan Desa Wisata Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi

Turut hadir antara lain Anggota MPR dari unsur DPD Fahira Idris, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno (hadir virtual), Ketua Umum Pengurus Pusat KOMINDO Sejahtera Imlahyudin, serta Deputi Bidang Perkoperasian Kementerian Koperasi dan UKM Ahmad Zabadi. Hadir pula Rektor Universitas Trisakti Prof Kadarsah Suryadi.

Ketua DPR ke-20 ini menjelaskan, sistem ekonomi Pancasila adalah sistem ekonomi yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan, kebersamaan dan gotong royong. Lebih penting lagi, memprioritaskan keberpihakan pada kelompok ekonomi kecil yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional seperti UMKM.

"Saya yakin, dengan menjadikan semangat kebersamaan dan gotong royong sebagai bagian penting dalam pemberdayaan perekonomian rakyat, perekonomian nasional akan kembali bangkit dan berjaya. Dalam hal ini, kita semua berharap bahwa KOMINDO Sejahtera yang mewadahi koperasi-koperasi UMKM, dapat berperan optimal dan berkontribusi nyata dalam memajukan koperasi UMKM di seluruh Indonesia," jelas Bamsoet.

Baca juga : Bamsoet Dorong APLI Jadi Tulang Punggung Perekonomian Nasional

Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Keamanan dan Pertahanan Kadin Indonesia ini mengingatkan, tantangan yang dihadapi KOMINDO Sejahtera tidaklah mudah, karena harus bersaing dengan berbagai produk impor dari China yang terkadang memiliki harga jual relatif lebih murah. Menghadapi hal tersebut, KOMINDO Sejahtera tidak hanya harus berperan sebagai produsen, melainkan juga harus memaksimalkan fungsinya sebagai trader. Salah satunya dengan memanfaatkan teknologi informasi.

Bamsoet menegaskan, KOMINDO Sejahtera harus masuk dalam digitalisasi. Data Kementerian Koperasi dan UKM mencatat, per November 2021 jumlah UMKM yang sudah terdigitalisasi baru mencapai sekitar 16,4 juta unit. Presiden Jokowi sudah menargetkan pada tahun 2024 nanti setidaknya sudah ada 30 juta UMKM yang terhubung dengan ekonomi digital.

"Dengan begitu, proyeksi Google bahwa nilai ekonomi digital Indonesia pada 2025 bisa mencapai 146 miliar dolar AS (setara Rp 2.009 triliun), juga harus dinikmati oleh UMKM. Pada tahun ini saja, nilai ekonomi digital Indonesia sudah mencapai 70 miliar dolar AS (setara Rp 1.005 triliun), tumbuh hingga 49 persen (year-on-year/YoY) dari capaian 2020 senilai 47 miliar dolar AS (setara Rp 674 triliun)," pungkas Bamsoet. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.