Dewan Pers

Dark/Light Mode

Lembaga Eijkmen Dilebur Ke BRIN

Semoga Riset Dan Inovasi Nggak Berjalan Mundur

Selasa, 4 Januari 2022 07:00 WIB
Anggota Komisi VII DPR Sartono Hutomo. (Foto: Dok. DPR)
Anggota Komisi VII DPR Sartono Hutomo. (Foto: Dok. DPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Senayan menyoroti peleburan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (LBME) ke Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Kendati bertujuan meningkatkan status kelembagaan Eijkman, peleburan dikhawatirkan membuat riset dan inovasi berjalan mundur.

Anggota Komisi VII DPR Sartono Hutomo mengatakan, peleburan ini tidak boleh mendegradasi independensi dan kepakaran para peneliti di LBM Eijkman.

“LBM Eijkman ini punya gengsi tersendiri di dunia internasional. Jangan sampai proses peleburan ini justru menghadirkan kemunduran,” tegas Sartono di Jakarta, kemarin.

Berita Terkait : Disebut Pemimpin Masa Depan, Anies Doakan Muktamar NU Berjalan Lancar

Dia meminta BRIN memikirkan nasib para pegawai dan ilmuwan Eijkman usai peleburan itu. Tidak boleh karena peleburan ini kemudian membuat ada kesan bahwa BRIN menyingkirkan para peneliti yang selama ini berdedikasi melakukan kegiatan-kegiatan riset.

“Kesan menyingkirkan para peneliti dan ilmuwan yang kompeten ini harus dijawab dengan baik oleh pihak BRIN,” tegas politisi Partai Demokrat ini.

Sartono menuturkan, ada dua problematik yang terjadi setiap kali peleburan lembaga dilakukan. Pertama, masalah sumber daya manusia. Kedua, persoalan quality control. Nah, masalah sumber daya manusia itu tidak akan menjadi polemik jika ada tanggung jawab ke depan.

Berita Terkait : Lomba Orasi Kapolri Diapresiasi Buruh, Andi Gani: Inovasi Luar Biasa

“Hal ini tidak akan menjadi polemik berkepanjangan seandainya kualitas dan quality control-nya bisa dipertanggung­jawabkan,” ucapnya.

Wakil Ketua DPR Abdul Muhaimin Iskandar menilai, pencopotan para periset Eijkman ini kortraproduktif dengan keinginan Pemerintah untuk melakukan penguatan di bidang riset. Karena itu, BRIN diminta merangkul kembali semua peneliti Eijkman.

“Kita membutuhkan banyak sekali peneliti untuk membangun peradaban yang maju,” ujar Muhaimin.
 Selanjutnya