Dark/Light Mode

DPD RI Dukung Kerjasama Jalur Sutra dengan China

Jumat, 21 Juni 2019 21:07 WIB
Wakil Ketua DPD RI Nono Sampono (kanan). (Foto: Humas DPD RI)
Wakil Ketua DPD RI Nono Sampono (kanan). (Foto: Humas DPD RI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Ketua DPD RI Nono Sampono mengatakan bahwa visi Indonesia sebagai poros dunia tidak terlepas dari basis kemaritiman. Hal ini berhubungan dengan misi negara China untuk membuat jalur sutra.

Hal itu tertuang dalam peluncuran ‘Silk Road Community Building Initiative in Indonesia & Indonesia-China NGOs Dialogue. 

“Dalam konteks ini maka perpaduan antara visi dan poros maritim dunia bisa terjalin. Oleh karena itu banyak hal yang bisa kita jalin kerjasama dengan China dan internasional. Tentu dengan landasan atas dasar saling percaya satu sama lain. Serta menghormati kedulatan dan keutuhan masing-masing negara,” ucap Nono di Hotel Mulia, Jakarta, Jumat (21/6).

Menurut Nono saat ini Indonesia sedang dalam transisi besar bila dilihat dari perdagangan dunia. Kurang lebih 70 persen negara di Asia Pasifik, sebagian besar melalui transportasi laut atau maritim.

Baca juga : Tingkatkan Kinerja Anggota Dewan, Setjen DPD Adakan Workshop Kewirausahaan

 

 

“Maka dari itu, Indonesia yang dinilai sangat strategis berdasarkan hukum laut harus menjaga keamanan dan stabilitas kedaulatan laut kita,” tuturnya.

Nono menambahkan kerjasama ini juga sangat penting, dimana Indonesia dan China sama-sama memiliki kawasan yang luas. Sehingga Indonesia harus belajar pada China dalam mempertahankan kedaulatannya.

Baca juga : Bawaslu Harus Tegas Terhadap Berbagai Kecurangan dan Pelanggaran Pemilu

“Kita juga harus belajar dengan China dalam mempertahankan kedaulatan lautnya,” ulas pria asal Maluku ini.

Lebih lanjut Nono menjelaskan saat ini kondisi ekonomi China lebih baik dari negara-negara di Asia. Fakta-fakta tersebut harusnya menyakinkan bahwa Indonesia perlu pendekatan baru untuk mensejahterahkan rakyat dan menentaskan kemiskinan.

“Itulah sebabnya ikatan bilateral kedua negara tidak harus goverment to goverment. Model hubungan bilateral kedua negara perlu juga people to people agar kedua negara bisa lebih dalam ikatan emosinalnya,” kata Nono. 

Nono juga menjelaskan potensi kerja sama Indonesia dan Tiongkok melalui pendekatan people to people bisa menjadi trigger. Seperti strategi untuk menggurangi kemiskinan di China dalam menciptakan lapangan kerja yang masif dan berkelanjutan.

Baca juga : Terapkan 5S, OSO Sukses Majukan DPD

“Tiongkok membangun pembangunan dimulai dari desa pada sektor pertanian dan pengembangan UMKM-nya,” ujar Nono. 

Nono menilai bahwa Indonesia juga perlu merubah persepsi pengembangan UMKM agar tidak kalah saing dengan Tiongkok. Bahkan UMKM di Tiongkok bisa menciptakan onderdil pesawat terbang dan mobil.

“Di Indonesia hanya baru di bidang garmen atau cemilan  dan lainnya. Tentu saja kita kalah saing dengan Tiongkok. Maka harus ada keinginan dari segenap kompenen bangsa untuk mengubah persepsi ini, Indonesia pasti bisa ,” pungkasnya. [ADV]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.