Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Kinerja Industri Manufaktur Terganggu Urusan Koordinasi Antarinstansi
- KAI Tutup Posko Angkutan Lebaran, Penumpang KA Naik 18 Persen
- 100.000 Pendukung Prabowo-Gibran Gelar Aksi Damai di MK, Jumat Besok
- Didampingi Ibu Wury, Wapres Gelar Halal Bihalal Bareng Pegawai Dan Media
- Bobby Tetap Mau Daftar Jadi Bacagubnya PDIP
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Edukasi masif dan political will dari para pemangku kepentingan sangat diperlukan untuk mewujudkan kesetaraan gender dengan memberi kesempatan seluas-luasnya kepada perempuan berperan aktif dalam proses pembangunan bangsa.
"Secara historis banyak perempuan di Nusantara berperan memimpin perlawanan dalam mengusir penjajah, seperti Panglima Malahayati hingga Ratu Kalinyamat, tetapi mengapa kesan yang tertanam di masyarakat saat ini perempuan adalah subordinasi dari laki-laki," ujar Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat saat menjadi narasumber podcast Dewan Guru Besar Universitas Indonesia, Senin (25/4) sore.
Padahal, menurut Lestari, di masa lalu kepemimpinan perempuan mampu menciptakan langkah-langkah besar yang menghasilkan kemajuan yang signifikan pada wilayah yang dipimpinnya.
Baca juga : Pelni Berangkatkan Kapal Mudik Gratis Dari Pelabuhan Priok
Seperti yang dilakukan Ratu Kalinyamat, ketika memimpin perlawanan mengusir penjajah Portugis. Menurut Rerie, sapaan akrab Lestari, Ratu dari Jepara itu membangun pakta pertahanan dengan Kerajaan Aceh hingga Maluku dengan membangun poros maritim untuk mempertahankan Nusantara.
Jadi, ujar Rerie, secara historis perempuan di Nusantara ini sudah memiliki kemampuan dan kapasitas yang sama dengan laki-laki. Melihat kenyataan itu, Rerie berpendapat, diperlukan edukasi yang masif untuk terus mengungkap apa yang sebenarnya pernah terjadi di masa lalu itu.
"Agar para perempuan di masa kini memiliki semangat dan pemahaman yang sama terhadap kesetaraan gender," ungkapnya.
Baca juga : Pra-KTT Y20 Resmi Dibuka, Bahas Peningkatan Kesadaran Keuangan Digital
Selain itu, anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu juga berharap political will dari para pemangku kepentingan untuk ikut memperluas pemahaman kesetaraan gender dalam setiap kebijakan yang dibuat.
Pada kesempatan itu, Rerie mengajak para akademisi ikut mempercepat terwujudnya pemahaman masyarakat terkait kesetaraan gender dan peran perempuan dalam keseharian, melalui berbagai riset ilmiah.
Sehingga, ujar Rerie, bisa segera diketahui faktor yang membuat fakta historis para pemimpin perempuan di Nusantara di masa lalu yang belum sepenuhnya terlihat kesinambungannya di masa kini.
Baca juga : Peringati Hari Kartini, Ewindo Tingkatkan Peran Wanita Di Sekor Pertanian
Rerie sangat berharap konsistensi untuk mewujudkan kesetaraan gender di tanah air bisa terus dijaga, sehingga potensi yang terpendam dari setiap perempuan di Indonesia dapat segera dibangkitkan sebagai bagian sumbangsih dalam pembangunan bangsa.
Apalagi, tegas Rerie, secara alamiah pada umumnya perempuan memiliki kemampuan yang relatif baik antara lain dalam mengelola ekonomi dan memiliki kemampuan berkomunikasi di atas rata-rata.
"Sejumlah kemampuan alamiah perempuan itu, sangat dibutuhkan bagi negeri ini untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi agar bangsa Indonesia bisa segera bangkit," pungkasnya. [TIF]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya