Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Bamsoet Bicara Pentingnya PPHN Di Silaturahmi Kebangsaan ICMI

Senin, 30 Mei 2022 23:44 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (tengah) di acara Silaturahmi Kebangsaan dan Halal Bihalal ICMI, di Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (30/5). (Foto: Dok. MPR)
Ketua MPR Bambang Soesatyo (tengah) di acara Silaturahmi Kebangsaan dan Halal Bihalal ICMI, di Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (30/5). (Foto: Dok. MPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR sekaligus Wakil Ketua Penasehat Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Bambang Soesatyo menegaskan, ICMI bukanlah sembarang organisasi masyarakat. ICMI adalah kumpulan cendekiawan Muslim yang memegang teguh nilai ke-Islaman sekaligus sebagai cendekiawan yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. ICMI merupakan tempat berkumpulnya orang-orang hebat.

"Menyadur dengan memodifikasi kata-kata yang pernah diucapkan Bung Hatta, maka ungkapannya kurang lebih akan seperti ini, ICMI harus menjadi 'garam' bagi bangsa kita, tidak harus menjadi 'gincu'. ICMI tidak terlihat tetapi terasa, itulah garam. ICMI tidak harus menjadi gincu, kelihatan mencolok tetapi tidak terasa apa-apa,” ujar Bamsoet, sapaan akrab Bambang, dalam Pidato Kebangsaan di acara Silaturahmi Kebangsaan dan Halal Bihalal ICMI, di Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (30/5).

Baca juga : Bamsoet Dorong STIN Lahirkan Prajurit Perang Berpikiran Kelas Dunia

Karenanya, lanjut Bamsoet, selain sebagai wadah pemersatu, ICMI juga harus mampu menjadi tempat menyelesaikan berbagai persoalan bangsa seperti peningkatan sumber daya manusia, hingga peningkatan ekonomi masyarakat. Kata dia, berbagai persoalan tersebut, apabila dipecahkan orang-orang hebat, hasilnya pun pasti hebat.

Ketua DPR ke-20 ini menjelaskan, di kalangan umat Islam Indonesia dikenal kalimat hubbul wathan minal iman, mencintai Tanah Air bagian dari keimanan. Al-wathan bisa dimaknai Tanah Air tempat kita hidup, tetapi juga bisa dimaknai sebagai sekumpulan masyarakat yang mempunyai cita-cita bersama, mempunyai komitmen dan konsensus untuk hidup bersama sebagai sebuah kesatuan bangsa.

Baca juga : Bamsoet: Selamat Jalan Buya Syafii, Sang Guru Bangsa!

"Mencintai al-wathan atau mencintai tanah air berkonsekuensi kepada kewajiban untuk menjaga, merawat dan memakmurkan. Karenanya, kalimat hubbul wathan minal iman menyemangati dan menjadi pengikat, menjadi pesan keagamaan yang sangat mendalam bagi umat Islam untuk berkontribusi bagi bangsa, untuk mewujudkan cita-cita yang ingin kita capai bersama, yaitu baldatun, thayyibatun, wa rabbun ghafur. Artinya, menjadi bangsa yang baik, bangsa yang mulia, bangsa yang berperadaban, bangsa unggul tetapi tetap rendah hati. Bangsa yang rendah hati, adalah bangsa yang selalu menjalin silaturahmi, merawat persatuan bangsa dengan cara memelihara kerukunan sesama warga bangsa," jelas Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menerangkan, sebagai upaya memecahkan berbagai persoalan bangsa serta menuju Indonesia Emas 2045, MPR melalui Badan Pengkajian telah menyelesaikan rumusan Pokok-Pokok Haluan Negara (PPHN). Dalam waktu dekat, rumusan ini akan diserahkan kepada Pimpinan MPR untuk kemudian diteruskan kepada para ketua umum partai politik untuk dikaji dan dipelajari lebih lanjut.

Baca juga : Moeldoko: Buya Syafii Maarif Sang Penjaga Nurani Bangsa

Bamsoet menerangkan, sagasan menghadirkan PPHN tidak lain sebagai upaya untuk memberi arah pencapaian tujuan negara yang mempertemukan nilai-nilai luhur Pancasila dalam wujud nilai-nilai fundamental dasar dan ideologi negara dengan aturan dasar yang diatur dalam konstitusi. PPHN bukan dimaksudkan untuk mempertentangkan dominasi antara eksekutif dan legislatif sebagaimana sering diperdebatkan para ahli.

“Tidak pula dimaksudkan sebagai upaya parlemen membatasi otoritas pemerintah dalam ruang presidensial. Melainkan justru sebagai upaya untuk memperkuat konsensus nasional kita dalam mematangkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang bermartabat di alam demokrasi," pungkas Bamsoet.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.