Dark/Light Mode

Kurikulum Pendidikan Pancasila Masuk Sisdiknas, Bamsoet Happy

Rabu, 1 Juni 2022 20:32 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (kiri) bersama Kepala BPIP Yudian Wahyudi, dalam penandatanganan MoU pencanangan Kurikulum Pendidikan Pancasila dalam Sisdiknas, di Ende, NTT, Rabu (1/6). (Foto: Antara)
Ketua MPR Bambang Soesatyo (kiri) bersama Kepala BPIP Yudian Wahyudi, dalam penandatanganan MoU pencanangan Kurikulum Pendidikan Pancasila dalam Sisdiknas, di Ende, NTT, Rabu (1/6). (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR Bambang Soesatyo mengapresiasi serta mendukung penuh dimasukkannya kurikulum Pendidikan Pancasila dalam Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Setelah sekian lama Pancasila terpinggirkan, kini Pancasila diteguhkan kembali sebagai bagian integral yang tidak terpisahkan dari Sisdiknas.

"Sebagai instrumen fundamental dan faktor kunci kemajuan bangsa, pendidikan harus mampu melahirkan sumber daya manusia pembangunan yang memiliki karakter dan jati diri. Guna membangun generasi bangsa yang berhati Indonesia dan berjiwa Pancasila, dibutuhkan komitmen dan kesadaran kolektif dari segenap elemen bangsa untuk bahu-membahu, bergotong royong, bekerja sama serta mengedepankan prinsip sinergi dan kolaborasi," ujar Bamsoet, sapaan akrab Bambang, usai penandatanganan nota kesepahaman pencanangan Kurikulum Pendidikan Pancasila dalam Sistem Pendidikan Nasional, di Ende, Nusa Tenggara Timur, Rabu (1/6).

Acara ini turut dihadiri Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah, Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto, Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi, Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko, dan Ketua Perkumpulan Perguruan Tinggi Nasionalis Indonesia (Pertinasia) Mulyanto Nugroho. Hadir pula secara virtual Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim.

Baca juga : Bamsoet Tegaskan Pancasila Harus Jadi Jalan Hidup Bangsa Indonesia

Ketua DPR ke-20 ini berharap, melalui kerja sama dari enam entitas kelembagaan, yaitu MPR, BPIP, BRIN, Lemhannas, Pertinasia, dan Kemendikbud Ristek, upaya pembinaan ideologi Pancasila menjadi satu langkah terintegrasi. Dengan ditopang kemampuan memanfaatkan dan menyinergikan kemampuan serta sumber daya para pihak, akan mendukung pelaksanaan pembinaan ideologi Pancasila sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.

"Pencanangan Kurikulum Pendidikan Pancasila dalam Sistem Pendidikan Nasional dan penandatanganan nota kesepahaman yang kita selenggarakan adalah manifestasi nyata dari komitmen dan keberpihakan kita bersama untuk melestarikan nilai-nilai luhur Pancasila. Sekaligus menjadi jawaban atas beragam paradigma dan fenomena zaman yang kian hari terasa semakin menggerus jati diri bangsa," kata Bamsoet. 

Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menilai, kembali masuknya Pendidikan Pancasila dalam Sistem Pendidikan Nasional sangatlah tepat. Sebab, survei CSIS mencatat, sekitar 10 persen generasi milenial setuju mengganti Pancasila dengan ideologi yang lain.

Baca juga : Lestari Imbau Penyusunan RUU Sisdiknas Transparan

Selanjutnya, survei Komunitas Pancasila Muda yang dilakukan pada akhir Mei 2020 mencatat, hanya 61 persen responden yang merasa yakin dan setuju bahwa nilai-nilai Pancasila sangat penting dan relevan dengan kehidupan mereka. Sementara, 19,5 persen di antaranya menganggap Pancasila hanya sekedar istilah yang tidak dipahami maknanya.

Sebelumnya, survei LSI Tahun 2018 juga mencatat bahwa dalam kurun waktu 13 tahun masyarakat yang pro terhadap Pancasila telah mengalami penurunan sekitar 10 persen, dari 85,2 persen pada tahun 2005 menjadi 75,3 persen pada tahun 2018.

“Karenanya, kita perlu membekali generasi muda dengan pendidikan Pancasila sejak mereka menempuh pendidikan di sekolah dasar. Sehingga sekolah juga menjadi institusi yang tidak hanya melahirkan anak bangsa yang memiliki kecerdasan intelektual saja, tetapi juga memiliki kecerdasaan kebangsaan," pungkas Bamsoet.â– 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.