Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Baleg: Puan Sudah Tegas, DPR Concern RUU KIA Demi Generasi Emas

Senin, 27 Juni 2022 08:10 WIB
Anggota DPR Willy Aditya/IG
Anggota DPR Willy Aditya/IG

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR Willy Aditya menegaskan, DPR ingin agar RUU Kesejahteraan Ibu dan Anak (KIA) segera rampung. Hal ini demi Generasi Emas Indonesia, di mana peran Ibu dalam merawat anak di masa ASI eksklusif dijamin negara. 

Diketahui, 30 Juni nanti RUU KIA akan disahkan dalam paripurna DPR menjadi RUU inisiatif DPR. 

Baca juga : Dengan Simpedes PeDe, BRI Dorong UMKM Memimpin Perubahan

“Tentu Mbak Puan juga sudah tegas memberi statementnya, DPR sangat concern sekali dengan isu-isu ini. Karena sangat fundamental bagi kita dalam mengurus generasi di masa yang akan datang, dalam mengurus ibu dan anak serta keluarga,” kata Willy kepada wartawan, Minggu (26/6).

Bagaimana sikap fraksi-fraksi di Baleg? Willy menekankan, semua fraksi mendukung penuh RUU KIA segera dirampungkan. 

Baca juga : Puan: DPR Dorong Cuti Ibu Hamil Jadi 6 Bulan Demi Generasi Emas Indonesia

“Semua fraksi sudah clear dan bersepakat, dan semua punya political will yang kuat untuk rancangan Undang-Undang ini,” tutur legislator NasDem dapil Jatim ini.

Lebih jauh, Willy megatakan, setelah disahkan menjadi RUU usul inisiatif DPR selanjutnya, DPR menunggu Daftar Inventaris Masalah (DIM) dari pemerintah untuk segera dibahas. “Semoga pemerintah segera mengurus DIM,” harap Willy.

Baca juga : Beban Cukai Terpangkas, Pendapatan Emiten-emiten Ini Mengalir Deras

Ketua DPR Puan Maharani menyatakan, RUU KIA diperjuangkan agar kedekatan antara ibu dan anak setelah melahirkan bisa maksimal, melalui penambahan cuti hamil dan melahirkan bagi ibu, dari tiga bulan menjadi enam bulan.

“Cuti 3 bulan memang cukup, tetapi kalau bisa 6 bulan, kenapa tidak. Dan 3 bulan selanjutnya, apakah nanti itu WFH, tetap bekerja, tapi bersama bayinya. Ini penting. Sehingga kedekatan antara ibu dan anak bisa lebih dekat, bisa lebih memberikan ASI,” kata Puan di acara Gebyar Inovasi Pelayanan Kesehatan Rakyat untuk Menghindari Stunting, di Sekolah PDI Perjuangan Lenteng Agung, Jakarta Selatan.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.