Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Lawan Fenomena Post Truth

Puan Ajak Mahasiswa Dorong Gerakan Hantam Hoax

Kamis, 14 Juli 2022 15:55 WIB
Ketua DPR Puan Maharani/Ist
Ketua DPR Puan Maharani/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua DPR Puan Maharani menyoroti maraknya fenomena Post Truth, terutama di masa Pandemi Covid-19. Dia pun mengajak mahasiswa melawan fenomena yang merupakan era di mana kebohongan dapat menyamar menjadi kebenaran, melalui Gerakan Hantam Hoax.

Hal tersebut disampaikan Puan saat menjadi pembicara dalam Webinar Internasional Prodi Psikologi Institut Agama Islam Negeri Syaikh Abdurrahman Siddik (IAIN SAS), Bangka Belitung, Kamis (14/7).

“Fenomena Post Truth sudah seperti pandemi, menyebar cepat dan global, serta dapat menjangkiti siapapun tanpa pandang bulu,” kata Puan.

Menurut Perempuan pertama yang menjabat Ketua DPR tersebut, saat ini banyak terjadi orang dari kelompok masyarakat mana pun dan tingkat pendidikan apapun, dengan mudah terjangkit Post Truth. 

Mereka cenderung mengabaikan fakta dan etika dalam berpendapat dan lebih menyepakati hal-hal yang dekat dengan keyakinan pribadinya.

“Di dunia Post Truth, yang berjaya adalah hoax dan teori konspirasi yang tidak berdasar fakta, tetapi tersebar dengan luas dan dipercaya banyak orang. Dan ketika ingin diluruskan malah bersembunyi di balik istilah ‘kebebasan berpendapat’,” sebut mantan Menko PMK itu.

Baca juga : Basarah Ajak Mahasiwa Perkuat Iman Politik Bernegara

Puan mengatakan, saat ini banyak orang secara tidak sadar melakukan tindakan bias konfirmasi, yang merupakan kecenderungan mencari bukti-bukti untuk mendukung pendapat atau kepercayaannya. Tindakan tersebut dilakukan dengan mengabaikan bukti-bukti empiris yang menyatakan sebaliknya.

“Bahkan tidak berlebihan jika kita mengatakan Indonesia sebenarnya masih dalam kondisi darurat hoax,” ucap Puan.

Sepanjang tahun 2021 saja, Pemerintah menyebut sudah memblokir ratusan ribu konten di media sosial dan internet karena masuk dalam kategori hoax.

Dalam diskusi bertajuk ‘Fenomena Post Truth Pada Masa Covid-19’ itu, Puan menyebut Post Truth mengambil energi dari rasa ketakutan dan kecemasan masyarakat.

Sebab, Post Truth dimulai dengan menanam benih keraguan di hati masyarakat, kemudian bertumbuh besar dengan pupuk ketakutan.

Ketakutan itu menjadi semakin cepat membesar, terlebih di dalam situasi seperti pandemi Covid-19 yang dapat berujung kepada munculnya kepanikan publik dan dekadensi trust.

Baca juga : Kepala BNPT Minta Praja IPDN Deteksi Dini Gerakan Radikalisme

“Kita lihat saat di awal Covid-19 masuk ke Indonesia sempat terjadi panic buying. Orang saling mencurigai dan banyak hal negatif lainnya terjadi, karena hoax merajalela di media sosial dan aplikasi chat,” ungkap Puan.

Menurut Puan, Post Truth jugalah yang menyebabkan munculnya fenomena sebagian orang tidak percaya bahwa Covid-19 nyata. Kelompok tersebut menganggap Covid-19 konspirasi belaka, sehingga ada yang tidak mau menjaga protokol kesehatan.

“Akibatnya, angka penularan Covid-19 meningkat serta berujung kepada hilangnya nyawa seseorang. Ikhtiar kebangsaan kita untuk melawan Covid-19 dengan melakukan vaksinasi pun turut terpengaruhi oleh Post Truth,” ujar Puan.

Hoax soal vaksinasi memang sempat menyebar beberapa waktu lalu. Informasi bohong itu menyebut vaksinasi hanyalah proyek untuk keuntungan pihak tertentu. Bahkan ada yang mengklaim vaksin berbahaya serta munculnya berbagai teori konspirasi lainnya.

“Padahal bukti-bukti ilmiahnya sudah jelas, vaksinasi menyelamatkan nyawa orang dari Covid-19,” kata Puan.

Oleh karenanya, Cucu Proklamator Bung Karno tersebut mengajak semua pihak melawan fenomena Post Truth. Terutama, kalangan akademisi termasuk mahasiswa.

Baca juga : Dwi Soetjipto: Ada Potensi Temuan Migas Di Perairan Aceh

“Kita tidak boleh kalah melawan hoax, karena dapat berujung kepada hilangnya nyawa saudara-saudari sebangsa setanah air. Pertanyaannya, bagaimana caranya? Ini adalah persoalan trust, persoalan kepercayaan,” tegas lulusan Universitas Indonesia itu.

Puan mengatakan, diperlukan pemahaman variabel-variabel yang dapat membuat orang percaya. Jutaan bukti empiris tidak akan cukup jika tidak didukung keahlian dalam meyakinkan orang, sehingga akhirnya tetap saja Post-Truth yang menang.

“Jangan hanya berpikir bahwa orang akan langsung percaya dengan bukti ilmiah atau fakta yang disajikan. Kita harus memahami apa ketakutan terbesar orang, apa harapan terbesar mereka,” papar Puan.

Serta jalur komunikasi mana yang terbaik untuk bisa membuat orang percaya atau trust dengan apa yang kita sampaikan.

Untuk itu, menurut Puan, sudah tepat sekali webminar ini dilakukan. Hal tersebut dikarenakan salah satu bagian dari ilmu psikologi adalah mendalami cara berpikir manusia.

“Saya harap, webinar ini dapat lahir solusi-solusi aplikatif yang dapat membantu gotong royong kebangsaan kita untuk melawan Covid-19,” harap Puan.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.