Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Varian Baru Omicron Sudah Ada Di Sini

Waspadalah... Waspadalah...

Rabu, 20 Juli 2022 07:50 WIB
Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo. (Foto: Dok. DPR RI)
Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo. (Foto: Dok. DPR RI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Munculnya varian baru Covid-19, yaitu BA.2.75, di Indonesia harus mendapat perhatian serius dari semua pihak. Penularan virus Corona belum reda, bahkan varian baru ini jauh lebih menular. Waspadalah.

Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo mengatakan, kemunculan BA.2.75 yang sudah terdeteksi di Indonesia harus diwaspadai.

“Kita tak perlu panik, tapi dan tetap berhati-hati,” kata Rahmad dalam keterangan tertulisnya, kemarin.

Baca juga : Hati-hati, Omicron Versi Centaurus Sudah Tiba Di Singapura

Dia menjelaskan, varian BA.2.75 yang pertama kali terdeteksi di India pada Mei lalu, disebut-sebut penularannya lebih cepat dari varian BA.5 yang juga sangat menular. Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mengkategorikan sub­varian ini sebagai Variant of Concern (VOC) Lineage Under Monitoring (LUM). Artinya, varian ini tengah diawasi ketat.

“Memang varian BA.2.75, juga varian BA.4 dan BA.5 saat ini belum membebani rumah sakit maupun lebih berisiko dibandingkan Delta. Akan tetapi, di beberapa negara, misalnya Amerika, kasus Covid yang terjadi, 80 persennya didominasi varian BA.2,” jelasnya.

Fakta ini, sambung politisi Fraksi PDI Perjuangan ini, tentu diwaspadai. Covid masih ada dan belum tahu kapan akan berakhir walau secara global penularannya masih sangat dinamis. Meski di beberapa negara terdapat kasus Covid yang melampaui 100 ribu per hari.

Baca juga : Subvarian Baru Omicron BA.5.2.1 Terdeteksi Di Shanghai, China

“Kasus varian BA. 4 dan BA.5 terus mengalami kenaikan. Kondisi ini menuntut langkah cepat Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, para epidemiolog dan seluruh elemen masyarakat bergotong royong melawan Covid agar tidak kecolongan,” katanya.

Rahmad menyampaikan beberapa catatan penting. Pertama, istilah immunity Indonesia yang belakangan ini sempat digembor-gemborkan, jangan sampai jadi ‘Jebakan Batman’.

Jangan sampai istilah tersebut mengesankan bahwa masyakat sudah kebal berkelompok sehingga terjadi euforia.

Baca juga : Frisian Flag Dorong Perluas Akses Gizi Seimbang dan Ketahanan Pangan

“Orang jadi tidak lagi mengikuti protokol kesehatan (prokes). Ini tidak boleh terjadi,” tegasnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.