Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Stok SPBU Sering Kosong

Pengguna Pertamax Beralih Ke Pertalite Harus Dicegah

Senin, 1 Agustus 2022 07:49 WIB
Anggota Komisi VII DPR Rofik Hananto. (Foto: Dok. DPR RI)
Anggota Komisi VII DPR Rofik Hananto. (Foto: Dok. DPR RI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Senayan berharap distribusi BBM subsidi kian membaik dan tepat sasaran. Sebab, BBM subsidi sangat terbatas volumenya, sehingga butuh regulasi yang memadai.

Anggota Komisi VII DPR Rofik Hananto meminta revisi Perpres Nomor 191 tahun 2014 harus dapat memperbaiki distribusi BBM penugasan seperti Pertalite dan solar bersubsidi. Selama ini, Pertalite dan solar merupakan Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan (JBKP) yang distribusinya diatur dan diawasi oleh BPH Migas.

Baca juga : CIPS: Efektivitas Program Literasi Keuangan Harus Dievaluasi

“Saat ini stok Pertalite di banyak SPBU sering kehabisan, karena pergeseran penggunaan BBM dari Pertamax ke Pertalite,” ujar Rofik dalam keterangannya, kemarin.

Karena sering kehabisan stok, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) mengalami antrean panjang saat Pertalite sudah tersedia. Selain itu, kebijakan Pertamina mewajibkan pembelian Pertalite dengan aplikasi MyPertamina per 1 Agustus 2022 untuk kendaraan roda empat membuat masyarakat panik.

Baca juga : Jadi Prioritas Penggunaan Dana Desa, Mitigasi Bencana Di Level Desa Harus Siap

Politikus PKS ini menuturkan, bila dilihat pergerakan harga minyak mentah dunia, khususnya Brent yang jadi acuan biaya pengadaan BBM, trennya memang meningkat. Sejak 24 Februari 2022 ketika Rusia menyerang Ukraina, harga terus berada di level baru yang lebih tinggi.

“Memang terjadi lonjakan sesaat di awal perang dan fluktuatif naik turun selama beberapa bulan, tapi secara umum tetap bercokol di level yang lebih tinggi dari sebelum perang Rusia-Ukraina,” jelasnya.

Baca juga : KBRI Beijing Dorong Kerja Sama Energi Terbarukan RI-China

Sementara dari sisi konsumsi di dalam negeri, Rofik melihat disparitas harga yang cukup besar antara Pertamax sebesar Rp 12.500/liter dengan harga Pertalite sebesar Rp 7.650/liter. Sehingga wajar bila terjadi pergeseran konsumsi dari Pertamax ke Pertalite, khususnya bagi warga yang daya belinya masih terbatas.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.