Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
PILM Kabupaten Garut
Kemampuan Literasi Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Rabu, 3 Agustus 2022 16:43 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Anggota Komisi X DPR Ferdiansyah menekankan pentingnya penguasaan literasi di masyarakat. Literasi yang baik akan memberi dampak positif pada kesejahteraan.
"Sejahtera lahir adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan hidup dan tubuh yang sehat. Sedangkan, sejahtera batin adalah kondisi ketika batin terpuaskan, jiwa merasa tenang, dan bertambah wawasan serta ilmu pengetahuan," ujar Ferdiansyah, pada kegiatan Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) di Universitas Garut, Rabu (3/7).
Penguasaan literasi yang baik juga akan sangat bermanfaat dalam pemecahan masalah. Pada saat kesulitan, secara otomatis jiwa literasi dapat dioptimalkan sehingga mampu mencari solusi penyelesaian masalah
Baca juga : Penamaan Rumah Sehat Membingungkan Masyarakat
Di dalam kehidupan sosial, setidaknya ada tiga kelompok literasi. Pertama, kelompok masyarakat yang literat yang mempunyai kemampuan membaca dan menulis. Kedua, kelompok masyarakat aliterat (buta huruf). Ketiga, kelompok masyarakat iliterat, yakni kondisi ketika masyarakat sudah mampu baca tulis tapi tidak berbudaya membaca dan menulis.
"Budaya literasi adalah situasi sosial yang di dalamnya terdapat individu yang memiliki kemampuan berliterasi, memanfaatkan kemampuan berliterasi untuk meningkatkan kualitas diri, dan meningkatkan kesejahteraan melalui kemampuan berliterasi," ujar Dosen Institut Pendidikan Indonesia Asep Nurjamin.
Di tempat yang sama, Kepala Perpustakaan SMA Ciledug Al Musadadiyah Garut, Citra, mengungkapkan kondisi paradoks terjadi ketika literasi digital malah tidak digunakan untuk peningkatan literasi.
Baca juga : Relawan Puan Bermunculan, Gus Falah: Buah Dari Turun Ke Masyarakat
Perpustakaan Nasional (Perpusnas) secara kelembagaan telah merancang sejumlah strategi peningkatan budaya literasi di Indonesia. Salah satunya dengan menggalakkan periode emas anak (1-5 tahun) untuk membangun budaya baca.
Tingkat Kegemaran Membaca (TGM) masyarakat Indonesia 2021 berada pada kategori sedang, dengan skor 59,22. Angka ini terjadi bukan karena masalah membaca masyarakat rendah, melainkan ketersediaan dan akses bahan bacaan yang rendah.
"Oleh karena itu, Perpustakaan Nasional membuat inovasi layanan berbasis digital nasional guna menjangkau dan memberikan akses bahan bacaan kepada masyarakat," terang Sekretaris Utama Perpusnas Ofy Sofiana.■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya