Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Terima Persatuan Dokter Mata, Bamsoet Ingatkan Tingginya Ancaman Kebutaan
Selasa, 13 September 2022 11:23 WIB

RM.id Rakyat Merdeka - Ketua MPR Bambang Soesatyo menerima Persatuan Dokter Mata Indonesia (Perdami) Bali dan direksi Rumah Sakit Mata Ramata Bali, di Bali, Selasa (13/9). Pengurus Perdami dan Direksi RS Mata Ramata yang hadir antara lain Komisaris Made Ardjaja, Direktur Eka Bayu Putra, Kadiv Pelayanan Medis Surya, Kadiv Penunjang Medis Ika Wardani, Kadiv Keuangan & Administrasi Adi Putra, serta Casemix Teguh. Hadir pula Direktur RS Puri Raharja Bagus Darmayasa.
Dalam pertemuan ini, Bamsoet, sapaan akrab Bambang, menyoroti tingginya prevalensi kebutaan di Indonesia yang mencapai 3 juta orang atau sekitar 1,5 persen dari populasi penduduk. Setiap menit, dikabarkan 1 orang menjadi buta. Angka ini merupakan tertinggi di Asia Tenggara, karena Bangladesh saja hanya 1 persen, India 0,7 persen, dan Thailand 0,6 persen.
Baca juga : Bamsoet Tegaskan Pentingnya Pembangunan Manusia Serta Penguasaan Iptek
"Insiden kebutaan di Indonesia setiap tahunnya mencapai 0,1 persen atau sekitar 210.000 orang. Berdasarkan data Perdami, pada 2017 saja terdapat 8 juta orang dengan gangguan penglihatan di Indonesia. Terdiri dari 1,6 juta orang yang mengalami kebutaan, ditambah 6,4 juta orang dengan gangguan penglihatan sedang dan berat," ujar Bamsoet, usai menerima Perdami.
Ketua DPR ke-20 ini menjelaskan, banyak faktor yang menyebabkan kebutaan. Misalnya, glaukoma, katarak, hingga diabetes. Hasil survei kebutaan Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) tahun 2014 hingga 2016 dari Badan Litbangkes Kemenkes melaporkan, pada usia 50 tahun ke atas angka kebutaan di Indonesia mencapai tiga persen. Sebanyak 81 persen di antaranya disebabkan karena katarak.
Baca juga : Zulhas Ingatkan Generasi Muda Siapkan Intelektual Dan Spiritual
"Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2019 melaporkan, secara global ada 2,2 miliar penduduk dunia mengalami gangguan mata, sebanyak 76 juta diantaranya menderita glaukoma. Kebutaan akibat glaukoma di dunia mencapai 6,9 juta penduduk," jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menerangkan, selain katarak dan glaukoma, penyebab kebutaan terbesar lainnya yakni dikarenakan diabetes yang menyebabkan retinopati diabetik. Data International Diabetes Federation (IDF) melaporkan pada 2017 terdapat 425 juta pasien diabetes di dunia. Sebanyak 127 juta di antaranya menderita retinopati diabetik, dengan 12 juta diantaranya terancam mengalami kebutaan.
Baca juga : Bamsoet Tegaskan Perlunya Hargai Kemajemukan Sebagai Kekuatan Bangsa
"Pemerintah terus berupaya menekan angka kebutaan. Untuk menyembuhkan katarak, misalnya, masyarakat bisa memanfaatkan BPJS Kesehatan yang menanggung operasi katarak. Begitu pun dengan berbagai penyebab kebutaan lainnya. Keseriusan ini tak lain karena dari berbagai kajian dilaporkan, kerugian Indonesia akibat gangguan penglihatan parah dan kebutaan, bisa mencapai Rp 84,7 triliun setiap tahunnya. Oleh karena itu, antisipasi maupun pengobataan terhadap kebutaan sangat penting untuk dilakukan," pungkas Bamsoet.■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya