Dark/Light Mode

Terima Garda Merah Putih Papua

Bamsoet Tegaskan Perlunya Hargai Kemajemukan Sebagai Kekuatan Bangsa

Jumat, 9 September 2022 12:25 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (tengah) menerima Garda Merah Putih dari Papua, di Jakarta, Jumat (9/9). (Foto: Dok. MPR)
Ketua MPR Bambang Soesatyo (tengah) menerima Garda Merah Putih dari Papua, di Jakarta, Jumat (9/9). (Foto: Dok. MPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo menekankan, seluruh elemen bangsa patut bersyukur bahwa bangsa Indonesia memiliki identitas yang berbasis pada nilai-nilai luhur yang berakar pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika. Empat konsensus dasar bangsa tersebut kini dikenal dengan Empat Pilar MPR, menjadi vaksin ideologi yang membuat bangsa ini dapat bertahan dan berada di dalam rumah besar kebangsaan bernama Indonesia.

"Di dalam rumah besar Indonesia, kita hanya mengenal kata 'satu'. Satu Tanah Air Indonesia, Satu Bangsa Indonesia, Satu Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia. Walaupun saat ini, menurut data Kementerian Dalam Negeri, jumlah penduduk Indonesia tercatat lebih dari 273 juta jiwa, namun semuanya dipersatukan dalam satu kohesi kebangsaan. Jutaan penduduk dengan ragam kemajemukan, tetap merepresentasikan satu bangsa yang hidup bernaung dalam satu tanah air, dan dipersatukan oleh satu bahasa persatuan," ujar Bamsoet, sapaan akrab Bambang, usai menerima Garda Merah Putih dari Papua, di Jakarta, Jumat (9/9).

Baca juga : Kapolri Tekankan Pentingnya Jaga Persatuan Dan Kesatuan Bangsa

Turut hadir dalam pertemuan itu Anggota DPR Dapil Papua Paulus Ubruangge dan Anggota DPR Dapil Papua Barat Robert Kardinal. Sementara pengurus Garda Merah Putih yang hadir antara lain, Yonas Nussi, Onny, Samuel Mandowen, Godlif Woisiri, Musa Karubaba, dan ahli matematika super Hidayatul Anwar.

Ketua DPR ke-20 ini menjelaskan, ketika membicarakan Pancasila dengan sesanti Bhinneka Tunggal Ika, maka yang akan segera terbayang adalah kebesaran, keluasan, dan kemajemukan bangsa Indonesia. Saat seseorang terbang dari Sabang menuju Merauke, akan melintasi 17.504 pulau, dengan melewati tiga zona waktu yang berbeda.

Baca juga : Ini Kata Bos OJK Dampak Kenaikan Harga BBM Ke Sektor Jasa Keuangan

"Orang asing yang terbang di wilayah Indonesia, pasti mengira dirinya sedang melintasi begitu banyak negara. Ia sama sekali tidak akan mengira kalau yang dilintasi hanya satu negara, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang dihuni oleh 1.340 suku bangsa, dengan 733 bahasa daerah yang berbeda, adat istiadat yang berbeda, serta dengan agama dan keyakinan yang berbeda-beda pula," jelas Bamsoet.

Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan, dan Keamanan Kadin Indonesia ini menambahkan, para pendiri bangsa berhasil menjadikan perbedaan sebagai sebuah akar untuk persatuan, dan meletakkannya sebagai ruh bagi perjuangan dalam mewujudkan sebuah identitas perjuangan bangsa. Anugerah tersebut mengisyaratkan perlunya menghargai kemajemukan, sebagai kekayaan dan kekuatan bagi bangsa Indonesia.

Baca juga : Berdikari Gelar Operasi Pasar Stabilkan Harga Pangan

"Karena itu, kerukunan haruslah menjadi kebutuhan bagi kita. Karena kebhinekaan adalah elemen pembentuk bangsa. Kebhinekaan bukan hanya fakta sosiologis yang hanya diterima sebagai sesuatu yang 'given', tetapi harus terus menerus diperjuangkan," pungkas Bamsoet.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.