Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
BI Naikkan Suku Bunga Acuan
Darmadi: Barengi Dengan Reformasi Kebijakan Fiskal
Minggu, 23 Oktober 2022 07:50 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Kebijakan Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan harus dibarengi dengan reformasi kebijakan fiskal. Jangan sampai kenaikan suku bunga acuan ini dinaikkan, membuat daya beli masyarakat ikut terguncang.
“Ini yang perlu diperhatikan BI. Ketika suku bunga acuan ini dinaikkan, efek daya beli masyarakat akan cukup terguncang. Tentu Pemerintah perlu melakukan kalkulasi potensi pelemahan daya beli masyarakat,” kata anggota Komisi VI DPR Darmadi Durianto, kemarin.
Sebagaimana diketahui, BI mengeluarkan kebijakan menaikkan suku bunga acuan atau BI 7-day Reverse Repo Rate (DRRR) sebesar 50 basis poin atau 0,50 persen menjadi 4,75 persen.
Baca juga : BUMN Jadi Kunci Transformasi Keuangan Digital Negara
Kebijakan ini diambil sebagai salah satu upaya antisipasi menghadapi ancaman krisis finansial, hingga resesi global yang kini mengancam banyak negara di belahan dunia.
Darmadi meminta agar kenaikan suku bunga acuan ini dibarengi dengan kebijakan yang berpihak pada kepentingan ekonomi rakyat.
“Tak cukup hanya meredam gejolak di pasar keuangan dengan menaikkan suku bunga acuan. Tapi ada sektor lain yang juga perlu diperhitungkan risikonya saat suku bunga acuan naik,” jelas politisi Fraksi PDI Perjuangan ini.
Baca juga : Nelayan Sulsel Ajak Warga Kepulauan Saugi Mengoptimalkan Hasil Tangkapan
Pemerintah bersama BI, lanjutnya, perlu melakukan kolaborasi agar kebijakan tersebut tidak berdampak serius bagi masyarakat. Dia lalu merujuk hasil penelitian Ben Bernanke, Douglas Diamond dan Philip Dybvig peraih Nobel ekonomi tahun ini. Sistem keuangan konvensional menjadi salah satu pemicu terjadinya krisis keuangan.
Bagi Darmadi, hasil penelitian para peraih Nobel itu cukup logis, sebab kultur debitur dan kreditur cukup berbeda.
“Kreditur ingin dananya cepat berputar, sedangkan debitur maunya tunggakan diperpanjang. Jelas suku bunga acuan yang dinaikkan BI ini akan mengarah ke situ. Ini harus kita waspadai sejak dini,” ucapnya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya