Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Bamsoet Cs, Mahfud, dan Delegasi MPR Dunia Lakukan History Walk Di Bandung

Selasa, 25 Oktober 2022 14:17 WIB
History walk yang dilakukan MPR bersama perwakilan parlemen dunia dari Hotel Savoy menuju Gedung Merdeka, Bandung, Selasa (25/10). (Foto: Dok. MPR)
History walk yang dilakukan MPR bersama perwakilan parlemen dunia dari Hotel Savoy menuju Gedung Merdeka, Bandung, Selasa (25/10). (Foto: Dok. MPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR Bambang Soesatyo bersama Menko Polhukam Mahfud MD yang hadir mewakili Presiden Jokowi, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan para delegasi dari 15 parlemen negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), Sekjen Persatuan Parlemen Negara Anggota OKI serta Liga Muslim Dunia, melakukan history walk dari Hotel Savoy menuju Gedung Merdeka, Bandung, Selasa (25/10). Hal ini dilakukan sebagai salah satu rangkaian pembukaan Konferensi Internasional MPR Majelis Syuro, atau nama sejenis lainnya dari masing-masing parlemen negara anggota OKI.

Menurut Bamsoet, sapaan akrab Bambang, history walk menyegarkan kembali Spirit Bandung dalam penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA) pada 1955 yang berhasil diselenggarakan Indonesia di Gedung Merdeka. Saat itu, KAA menghasilkan Declaration of The Promotion of World Peace and Cooperation atau dikenal Dasasila Bandung, yang menyerukan upaya perdamaian dunia dan kerjasama internasional.

"Spirit Bandung tersebut akan dibawa kembali dalam penyelenggaraan Konferensi Internasional Majelis Permusyawaratan Rakyat, Majelis Syuro, atau nama sejenis lainnya dari masing-masing parlemen negara anggota OKI, yang digagas MPR untuk membentuk World Consultative Assembly Forum atau Forum Majelis Permusyawaratan Rakyat Dunia," ujar Bamsoet, usai melakukan history walk.

Baca juga : Bamsoet Harap Lahir Deklarasi Untuk Kembangkan Demokrasi Global

Acara ini juga dihadirinKetua Mahkamah Agung Prof M Syarifuddin, Ketua Komisi Yudisial Prof Mukti Fajar Nur Dewata, Wakil Ketua DPD Sultan Bachtiar Najamudin, dan Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono.

Delegasi dari 15 parlemen negara anggota OKI antara lain, Pimpinan MPR Ahmad Basarah, Lestari Moerdijat, Jazilul Fawaid, Syarief Hasan, Hidayat Nur Wahid, Arsul Sani, dan Fadel Muhammad, lalu Ketua Majelis Syuro Kerajaan Arab Saudi Abdullah Mohammed Ibrahim Al-Sheikh, Presiden Dewan Penasihat Kerajaan Maroko Enaam Mayara, Ketua Senat Mesir Abdel Wahab Abdel Razeq, Ketua Senat Pakistan Muhammad Sadiq Sanjrani, Ketua Dewan Nasional Palestina Rahwi AM Fatouh, Wakil Presiden Senat Malaysia Mohamad Ali bin Haji Mohamad, Wakil Ketua Dewan Bangsa Aljazair Salim Chenoufi.

Kemudian, Deputi Pertama Ketua Dewan Syuro Kerajaan Bahrain Jamal Mohamed Fakhro, Wakil Presiden Kedua Majelis Mozambik Saide Fidel, Wakil Ketua Dewan Syuro Yaman Abdullah Mohammed Abulghaith Qibab, Anggota Majelis Agung Nasional Turki Orhan Atalay, Ketua Komisi Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Majelis Permusyawaratan Islam Iran Abolfazl Amoei, Anggota Parlemen Republik Irak Haider M Habeeb Majeed Al-Khumais, Anggota Senat Kerajaan Yordania Mustafa Al-Barari, Sekretaris Jenderal Persatuan Parlemen Negara Anggota OKI Mouhamed Khourchi, Supervisor Liga Muslim Sedunia untuk Asia dan Australia serta Direktur Liga Muslim Dunia di Indonesia Abdurrahman Muhammad Amin Al Khayyat.

Baca juga : Walikota Malang Lakukan Trauma Healing Korban Tragedi Kanjuruhan

Ketua DPR ke-20 ini menjelaskan, spirit Bandung dalam KAA 1955 berhasil menumbuhkan solidaritas negara-negara Asia dan Afrika, sekaligus menggalang persatuan dan kerjasama diantara negara-negara Asia dan Afrika, baik dalam menghadapi masalah internasional maupun masalah regional, serta telah mengubah pandangan dunia tentang hubungan internasional. KAA juga telah membakar semangat dan menambah kekuatan moral para pejuang bangsa-bangsa Asia dan Afrika melawan imperialisme dan rasialisme yang masih berlangsung pasca Perang Dunia II, sehingga kemudian lahirlah negara-negara merdeka di Benua Asia dan Afrika. Saat ini tinggal satu negara yang belum merdeka secara penuh, yaitu Palestina.

"Selain Konferensi Asia-Afrika, sejarah juga mencatat penyelenggaraan konferensi lain yang sangat monumental, yakni konferensi dalam rangka deklarasi pembentukan OKI di Rabat, Maroko pada 22-25 September 1969. Terlaksana atas inisiatif Raja Faisal dari Arab Saudi dan Raja Hussein II dari Maroko, untuk menyatukan seluruh kekuatan negara-negara Islam sebagai reaksi keras atas pembakaran situs suci Masjid Al Aqsa. Cita-cita OKI juga tertuang tajam dalam piagam pendirian OKI yang menyerukan tentang persaudaraan dan persatuan negara-negara Muslim sedunia, menyerukan komitmennya pada Piagam PBB yang sejalan dengan prinsip-prinsip memuliakan hak asasi manusia dan menciptakan perdamaian dunia," jelas Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menerangkan, semangat solidaritas yang melahirkan KAA 1955, dan konferensi pembentukan OKI 1969, kini kembali menemukan relevansinya. Hal itulah yang menjadi salah satu landasan MPR berinisiatif mengundang Pimpinan-Pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Majelis Syuro, atau nama sejenis lainnya dari masing-masing parlemen negara anggota OKI, untuk bermusyawarah membentuk Forum MPR Dunia, Forum Majelis Syuro, Forum Consultative Assembly, atau nama lain yang nanti disepakati.

Baca juga : Bamsoet Temani Diplomasi Jalan Pagi Airlangga-Puan

Terlebih saat ini dunia sedang mengalami dinamika yang sangat krusial. Landscape politik dan ekonomi global penuh gejolak dan tantangan. Semua negara berupaya keras memulihkan ekonominya setelah dihantam pandemi Covid-19, fase ini terganggu oleh konflik dan ketegangan global yang berkepanjangan dan dampak negatifnya dirasakan langsung oleh masyarakat dunia.

"Dunia juga sedang menghadapi perubahan iklim yang ditandai peningkatan panas bumi. Berbagai ancaman dan tantangan global tersebut tidak cukup hanya dicermati, melainkan harus menghadirkan kepedulian dan kerja sama, khususnya dari parlemen, untuk mencarikan jalan keluarnya agar tidak menimbulkan dampak negatif yang lebih luas pada kehidupan seluruh umat manusia. Kerja sama parlemen tersebut dapat kita galang melalui World Consultative Assembly Forum," pungkas Bamsoet.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.